Jakarta – Politikus senior Dr. Ir. H. Afriansyah Noor, M.Si., IPU atau yang akrab disapa Ferry resmi bergabung dengan Partai Demokrat setelah lebih dari dua dekade berkiprah di Partai Bulan Bintang (PBB). Keputusan ini diambil usai dirinya mengalami dinamika internal di PBB yang berujung pada pencopotan dirinya sebagai Sekretaris Jenderal pada Juni 2024.
"Saya tidak pernah berpindah-pindah partai dengan mudah. Saya dibesarkan di PBB sejak 1998, dari kader hingga Sekjen. Namun, pada Juni 2024, saya tiba-tiba diganti oleh Bang Yusril dan teman-teman, tanpa alasan yang jelas," ungkap Ferry.
Ia mengaku kaget dengan keputusan tersebut, mengingat masa kepengurusannya masih sah hingga September 2024.
"Saya sudah tanya, apa kesalahan saya? Tapi tidak ada jawaban. Saya pikir, kenapa tidak menunggu saja Muktamar? Tapi ternyata Muktamar malah ditunda sampai Januari 2025," tambahnya.
Ferry pun memutuskan tetap bertarung dalam Muktamar PBB di Bali pada 16 Januari 2025, menantang calon lain, yakni Gugum Ridho Putra, yang merupakan keponakan dari Yusril Ihza Mahendra.
"Saya ingin memastikan demokrasi tetap berjalan, tidak aklamasi begitu saja. Saya maju karena didukung 35 persen suara, jumlah yang cukup signifikan," ujarnya.
Namun, dalam pemilihan tersebut, Ferry kalah. Setelah hasil diumumkan, ia langsung mengundurkan diri dari PBB di hari yang sama.
Tawaran dari Banyak Partai, Ferry Pilih Demokrat
Pasca hengkang dari PBB, Ferry mendapat banyak tawaran dari partai lain, termasuk PKB, PAN, PSI, Perindo, dan Golkar.
"Pak Cak Imin, Pak Zulhas, Mas Kaesang, bahkan Bang Airlangga Hartarto langsung menawarkan saya untuk bergabung. Tapi saya harus memilih satu yang paling cocok," kata Ferry.
Pada akhirnya, ia merasa memiliki ikatan historis yang kuat dengan Partai Demokrat, mengingat hubungannya dengan partai ini sudah terjalin sejak 2003.