Ada beberapa yang harus dimengerti dalam memahami jurnal  akuntansi. Apa yang dicatat? Berapa nilai rupiahnya? Kapan pencatatannya? Bagaimana pelaporannya? Semua teori dan prinsip akuntansi memecahkan teka-teki itu.
Bagi para akademis dan peneliti akuntansi, mungkin banyak perdebatan. Namun bagi para praktisi, bila berkecimpung pada teori kapan selesainya? Jadi cukuplah dengan memahami proses bisnis yang terjadi di perusahaan.
Dalam setiap proses bisnis, kapan momentum menambah atau berkurangnya sumberdaya dan hak klaim kepada pihak ketiga?
Kapan perusahaan memiliki kewajiban? Kapan hak klaim pihak ketiga muncul secara hukum dan kaidah umum terhadap perusahaan?
Dalam setiap proses bisnis ada yang hanya proses administrasi biasa dan pengendalian internal dalam lingkup satu unit bisnis saja. Seperti, permintaan barang, persetujuan pembelian barang dan pemesanan barang. Proses ini tidak menambah atau mengurangi sumber daya perusahaan.
Bila permintaan barang, dilanjutkan dengan pengambilan barang di gudang untuk digunakan dalam proses bisnis, atau diserahkan ke unit bisnis yang berbeda. Disinilah jurnal akuntansi dibuat.
Bila pemesanan barang dilanjutkan dengan penerimaan barang, maka sumberdaya bertambah dan muncul kewajiban terhadap pihak ketiga. Lalu pembayaran yang mengurangi sumber daya, disinilah jurnal akuntansi di buat saat barang diterima dan pembayaran.
Jadi dalam rangkaian bisnis proses perlu dipetakan momentum tercipta  hak, kewajiban dan peralihan sumberdaya, dititik inilah jurnal akuntansi dibuat.