Mohon tunggu...
BaksoLahar Nasrulloh
BaksoLahar Nasrulloh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Owner Bakso Lahar, Channel Youtube Dengerin Hati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kebersamaan Bersama PKS

12 Mei 2018   17:00 Diperbarui: 12 Mei 2018   17:11 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menikmati perjalanan bersama PKS di Milad ke 20. Sebuah partai yang dibangun dengan pondasi dakwah. Inilah keorisinalitas gerakannya yang terus harus digaungkan menjadi mercusuar membangun Indonesia.

Perjalanan agar tetap kokoh pada  dakwah sebagai panglimanya ternyata tidak mudah. Sentuhan pembinaan para kader dengan tempaan kesempurnaan ajaran Islam sepertinya penuh dengan ujian.

Menjadi partai terbuka, itulah ujian pertamanya. Beberapa tokoh hebat yang dulu saya kenal, entah mengapa hilang dari peredaran. Namun itu adalah hal biasa dalam soal Ijtihad. Bukankah tidak pernah ada kemurkaan Allah dalam berijtihad ? Benar dua pahala. Salah satu pahala.

Sejak itu PKS menjadi lebih berwarna dan berdinamika. Ada yang tetap bersama PKS. Ada yang mengambil jalannya sendiri sebagai tokoh. Mereka membangun berbagai lembaga dan organisasi. Semua tetap berkiprah untuk umat.

Dinamika berikutnya, saat tokoh eksternal mulai bergabung melalui jalur legislatif. Mereka masuk untuk menopang cara bergerak PKS dalam kancah perpolitikan. Hasilnya, ada yang bagus. Namun ada juga yang perlu diperbaiki. Ini sebuah langkah terobosan. Karena sebenarnya banyak orang yang hebat di luar PKS.

Kebersamaan PKS sebagai partai pendukung dan pengusung di berbagai Pilkada merupakan sebuah sarana agar anak bangsa yang kompeten sebagai negarawan menjadi pemimpin di negri ini. Itulah cara PKS membangun dan bekerjasama dengan berbagai komponen bangsa.

Banyak kader tulen PKS yang sukses membangun daerahnya. Menjadi kebanggaan warganya. Termasuk para mentrinya yang sukses membawa Indonesia ke swasembada pangan dan daging di era SBY.

Memang benar beberapa kader PKS tersandung KPK. Namun bila menelisik kasusnya cendrung persoalan administrasi bukan soal memperkaya diri sendiri. Ini sebuah pembelajaran. Bila dihitung kader PKS yang tersandung KPK dengan total kader PKS yang menjadi pejabat publik, maka sangat kecil sekali dibandingkan parpol lain. Sehingga tetap bisa dikatakan PKS adalah partai bersih dibandingkan partai lain.

Pertimbangan PKS dalam memilih siapa pemimpin bangsa, bisa dikatakan mengedepankan kepentingan bangsa. Bersama Amin Rais diputaran pertama pada Pilpres 2004. Bersama SBY selama 2 periode pemerintahannya. Walau dikatakan anak nakal. Namun departemen yang dipimpin kader PKS bisa dikatakan berhasil. Pilpres 2014 bersama Prabowo dan tetap konsisten menjadi oposisi Jokowi menjadi penyeimbang. Dimana Rakyat menilai Jokowi kurang keberpihakannya kepada rakyat.

Dengan mekanisasi Dewan Syura yang seluruh keputusan berasal dari perpaduan pakar ilmuwan dan syariah menjadi sebuah model bagaimana mengambil keputusan yang bijaksana ditengah carut marut perpolitikan.

Dinamika Fahri Hamzah tentu sebuah pembelajaran tersendiri. Bagaimana konflik internal PKS berjalan ?  Apakah akan sama dengan partai lain yang akhirnya pecah membentuk partai baru ? Tentu ini perjalanan partai yang harus dilalui. Agar semakin dewasa dalam mengelola konflik. Bila tidak bisa mengelola konflik internal, bagaimana bisa mengelola konflik bangsa ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun