Mohon tunggu...
Nasrul
Nasrul Mohon Tunggu... Guru - nasrul2025@gmail.com

Pengajar sains namun senang menulis tentang dunia pendidikan, bola dan politik, hobi jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengalaman Pertama Berpacu di Patahan Aktif Sumatra, Segmen Aceh

15 April 2016   16:32 Diperbarui: 15 April 2016   16:49 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 29 Juni 2014 aku mulai melakukan survei patahan Sumatra. Aku melakukan survei dengan Tim dari ITB. Aku di perintahkan oleh dosen pembimbingku untuk melakukan survei patahan Sumatra.  Survei yang aku lakukan dengan Tim ITB adalah untuk mengukur Patahan Sumatra dengan dua metode  yang kami gunakan yaitu, metode Gravity dan Very Low frequency (VLF).

Hari pertama mulai survei dari Lampanah Aceh Besar Sampai daerah Selimuem. Tim survei terdiri dari aku (Nasrul), temanku (Herliyanto), Alumni (Fauzi Andika) dari Universitas Syiah Kuala. Sedangkan dari Institut Teknologi Bogor (TIB) terdiri dari Dosen (Bapak Nurhasan) dan mahasiswa (Yobi Aris Muliadi).

Tujuan dari penelitian kami adalah untuk mengetahui bergesernya patahan Sumatra dengan mengggunakan metode Geofisika. Harapannya hasil yang akan kami dapat dari metode Geofisika bisa memetakan daerah yang aktif di Aceh. Metode Geofisika yang digunakan adalah metode Gravity dan Very Low Frequency (VLF). Metode Gravity untuk melihat densitas bumi dan metode eletromaknetik untuk melihat respon batuan di wilayah patahan.

Hari kedua survei dimulai dari Aceh Besar dan terus berlanjut sampai di Nagan Raya. Hari kedua yang aku jalani sudah mulai merasa beradaptasi dengan lingkungan penelitian. Aku mulai bisa beradaptasi karena sudah mulai memahami cara menggunakan alat yang baik di lapangan.

[caption caption="Penulis lagi melakukan pengukuran Alat Gravity di Bereunun, Pidie Jaya (Dokumentasi pribadi)"][/caption]Kami terus melakukan survei sampai di Gunung Aneuk Mak Nyak. Di Gunung Aneuk Mak Nyak kami melakukan sedikit ziarah di kuburan yang katanya keramat. Disebut kuburan keramat karena ada cerita turun-temurun. Kisahnya tentang pembunuhan seorang paman terhadap keponakaannya yang bermotif ingin mendapatkan uang.

[caption caption="Tim lagi istirahat di jalan Pidie Jaya-Meulaboh (Dokumentasi pribadi)"]

[/caption]Pada hari ke empat aku dengan tim menginap di Mane Pidie Jaya. Kami menginap di tempat rumah kos. Ada yang lucu di tempat kos ini. Lucunya kamar mandi ini setengah transparan. Sehingga jika ingin pergi mandi harus pada saat gelap supaya tidak dilihat orang dari luar.

Setelah melakukan penelitian di Pidie Jaya. Kami menginap di Kota Sigli satu malam. Sayangnya pada malam menginap lagi berlangsung piala dunia dan aku tidak bisa menonton Arjen Robben cs. Besok paginya kami kembali ke Aceh Besar untuk melakukan pengukuran terakhir. Di Aceh besar terakhir dilakukan pengukuran di kota Jantho. Pengukuran di Kota Jantho merupakan titik terakhir dari semua titik yang direncanakan.

[caption caption=" Tim lagi melakukan pengukuran VLF di Nagan Raya (Dokumentasi pribadi)"]

[/caption]Namun, walaupun semua titik pengukuran sudah selesai masih ada sedikit lagi tugas kami, yaitu: mengikat semua titik pengukuran atau menyelaraskan semua titik yang sudah di ukur. Oleh karena itu, kami besoknya melakukan lagi pengukuran pada setiap base pengukuran di Patek dan Teunom.

Setelah semua pengukuran selesai. Kami buka Puasa bersama dengan tim dan salam perpisahan dari tim ITB. Pengalaman pengukuran patahan Sumatera adalah pengalamanku pertama melakukan penelitian bergabung dengan luar kampusku.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun