Mohon tunggu...
Nasokhili Giawa
Nasokhili Giawa Mohon Tunggu... -

Dosen STT Jaffray Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Doktrin Allah Tritunggal: Sebuah Kepastian Supra-Rasional

28 Januari 2019   22:25 Diperbarui: 7 Juli 2021   18:00 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doktrin Allah Tritunggal (unsplash/james coleman)

Pendahuluan

Harus diakui bahwa ajaran atau pengajaran tentang Allah Tritunggal adalah ajaran dan pengajaran Kristen yang menyedot banyak energi di sepanjang sejarah kehidupan kekristenan.  

Doktrin ini merupakan doktrin eksklusif dan khas karena didebat, dibantah, disanggah, bahkan dihindari oleh orang-orang yang tidak mampu memahami secara logika bahkan spiritual sehingga disebut sebagai doktrin yang fundamental bagi iman Kristen. 

Baca juga : Renungan Kristen oleh Pdt. Horas Sihombing

Perdebatan dan bantahan ini sangat terasa pada abad pertama sampai abad ketiga Masehi bahkan sampai sekarang sehingga melahirkan konfesi-konfesi yang menegaskan tentang eksistensi ketritunggalan itu sendiri. 

Para tokoh agama, para teolog, dan pemerhati spiritual berupaya memberikan rumusan substantif terhadap ajaran dan pengajaran Allah Tritunggal.  Alhasil, masih menyisakan banyak perdebatan dan pertanyaan.

logo-tritunggal-5c4f1a00ab12ae682b7f0572.png
logo-tritunggal-5c4f1a00ab12ae682b7f0572.png
Ajaran Tritunggal-Trinitas

Ajaran atau pengajaran Tritunggal -- Trinitas memiliki landasan yang kuat karena bersumber dan terformulasi dari catatan Alkitab, baik Perjanjian Lama (Pertama) maupun Perjanjian Baru (Kedua).  

Paul Enns menjelaskan bahwa "memang tidak ada pernyataan yang pasti dan eksplisit di Perjanjian Lama mengafirmasikan Tritunggal, namun tidaklah salah untuk mengatakan bahwa beberapa ayat di dalam Perjanjian Lama menyetujui Tritunggal dan mengimplikasikan bahwa Allah adalah keberadaan yang Tritunggal" (Paul Enns 2004:246).  

Baca juga : Jangan Takut, Percaya Saja (Renungan Minggu 27 Juni 2021)

Meskipun Tertullianus (Bapak Gereja/Teologi Latin) baru menggunakan kata Tritunggal pada abad kedua Masehi, namun barulah pada abad keempat kata tersebut mendapat tempat resmi dalam teologi Kristen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun