PEMBAHASAN KALIMAT WA BA'DU (وبعد)
(وبعد) أي وبعدما تقدم من البسملة والحمدلة والتشهد والصلاة والسلام على من ذكر وهذه كلمة يؤتى بها عند إرادة الانتقال من كلام إلى آخر
(Kemudian setelah itu) yaitu setelah membaca basmalah, hamdalah, syahadat dan shalawat kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Lafadz "wa ba'du" dipakai ketika akan berpindah dari satu topik pembicaraan ketopik yang lainnya.
Penyebutan kalimat "wa ba'du" ini karena mengikuti Nabi shallallahu alaihi wasallam dimana Nabi disetiap khutbah dan penulisan surat-surat nya selalu menyertakan kalimat tersebut.
(Pada konteks ceramah atau kepenulisan kitab, biasanya kalimat ini digunakan untuk memisah pembahasan antara pembuka yang berisi basmalah, hamdalah, serta shalawat dan salam dengan topik pembahasan berikutnya. Sehingga seumpama diartikan secara harfiah dalam sebuah pidato, misalnya, maka mempunyai arti "Adapun setelah untaian basmalah, hamdalah, serta shalawat dan salam". Baru kemudian penceramah menyampaikan topik yang sangat jauh dengan urusan hamdalah, shalawat, dan salam)
Adapun huruf (wawu) pada lafaz bisa menempati tiga kedudukan
Pertama, sebagai waw 'athaf, yaitu meng 'athafkan sesuatu yang ada di depan waw kepada sesuatu yang ada di belakangnya, atau bisa juga di sebut 'athaf qishah 'ala qishah, serta mengira-ngira lafadz اما dalam pembicaraan, dimana huruf fa menunjukan atasnya.
Kedua, huruf wawu menjadi pengganti dari lafadz "amma - " sedangkan huruf fa setelahnya adalah menjadi jawab nya huruf wawu yang menggantikan lafadz amma. Wawu inilah yang biasanya ada dalam syair sebagian ulama dari bahar wafir:
وما واو لها شرط يليه * جواب قرنه بالفاء حتما
Dan wawu apakah yang mempunyai syarat yang mengikutinya? Jawaban pasangannya itu dengan huruf fa pasti terpenuhi
أجابه بعضهم بقوله:
هي الواو التي قرنت ببعد * وأما أصلها والأصل مهما