Mohon tunggu...
M. Nasir Pariusamahu
M. Nasir Pariusamahu Mohon Tunggu... Penulis - -

Saya Manusia Pembelajar. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfat untuk orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Ada Hujan dibalik Pintu

7 Juli 2017   19:11 Diperbarui: 7 Juli 2017   19:19 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rumah gaba-gaba itu hampir rubuh
Degu-degu tempat inak sang anak, patah tonggaknya tinggal lima
Pilarnya yang terbuat dari bambu sudah menguning dimakan rayap
Jikalau langit masih berair, barangkali pondok ini akan menjadi tugu
Tugu selamat datang di wisma muram nestapa

Sudah seminggu padi belum panen
Sawah dibajak air bendungan
Petani di desa mati harapan
Jua bapakku, telah pensiunkan tudung cangkulnya

Mamaku duduk di depan tungku, lima jam
Wajahnya berabu debu panas
Biar tarompongnya ditiup berkali-kali
Apinya tak mau menanak panci kosong itu

Begini sudah usia rejeki
Biar sudah miskin begini,  Tuhan masih memberi ujian

Ambon, 7 Juli 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun