Rumah gaba-gaba itu hampir rubuh
Degu-degu tempat inak sang anak, patah tonggaknya tinggal lima
Pilarnya yang terbuat dari bambu sudah menguning dimakan rayap
Jikalau langit masih berair, barangkali pondok ini akan menjadi tugu
Tugu selamat datang di wisma muram nestapa
Sudah seminggu padi belum panen
Sawah dibajak air bendungan
Petani di desa mati harapan
Jua bapakku, telah pensiunkan tudung cangkulnya
Mamaku duduk di depan tungku, lima jam
Wajahnya berabu debu panas
Biar tarompongnya ditiup berkali-kali
Apinya tak mau menanak panci kosong itu
Begini sudah usia rejeki
Biar sudah miskin begini, Â Tuhan masih memberi ujian
Ambon, 7 Juli 2017