Ibnu Katsir juga menjelaskan bahwa Mukhlasīn adalah orang-orang yang sudah mencapai maqām yang lebih tinggi dalam kedekatan dengan Allah, sebagaimana para nabi dan wali. Setan pun mengakui bahwa dia tidak bisa menggoda Mukhlasīn, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
"Kecuali hamba-hamba-Mu yang disucikan (Mukhlasīn)." (QS. Shad: 83)
3. Perspektif Tasawuf: Menuju Mukhlasīn dengan Tazkiyatun Nafs
Dalam tasawuf, perjalanan menuju Mukhlasīn dimulai dengan tazkiyatun nafs (penyucian jiwa). Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa seorang hamba harus melalui beberapa tahapan:
1. Mujāhadah (Perjuangan Spiritual): Melawan hawa nafsu dan membersihkan hati dari riya dan sum’ah.
2. Muraqabah (Kesadaran Spiritual): Selalu merasa diawasi oleh Allah dalam setiap amal.
3. Mahabbah (Cinta kepada Allah): Mencintai Allah di atas segala sesuatu, sehingga amal ibadah hanya dilakukan untuk-Nya.
4. Fanā’ (Melebur dalam Kehendak Allah): Tahapan di mana seseorang mencapai ketulusan sempurna dan masuk dalam kategori Mukhlasīn.
Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani juga menegaskan bahwa hanya orang yang benar-benar meninggalkan kepentingan duniawi dan menyerahkan segala urusannya kepada Allah yang bisa mencapai derajat Mukhlasīn.
4. Relevansi Mukhlisīn dan Mukhlasīn dalam Kehidupan Muslim
Dalam kehidupan modern, keikhlasan sering kali terdistorsi oleh ambisi duniawi. Oleh karena itu, penting bagi seorang Muslim untuk selalu memperbaiki niatnya dalam setiap ibadah, pekerjaan, dan aktivitas sosial.
Dalam ibadah: Pastikan bahwa salat, puasa, dan amal lainnya dilakukan semata-mata untuk mencari rida Allah.
Dalam bekerja: Seorang Muslim harus bekerja dengan jujur dan profesional sebagai bentuk ibadah kepada Allah.
Dalam dakwah: Ikhlas dalam menyampaikan ilmu tanpa mengharapkan pujian atau keuntungan materi.
Mencapai tingkat Mukhlasīn adalah anugerah dari Allah, tetapi menjadi Mukhlisīn adalah tanggung jawab setiap Muslim. Oleh karena itu, teruslah memperbaiki niat dan berharap akan pertolongan Allah untuk mencapai maqām yang lebih tinggi.
Kesimpulan