Mohon tunggu...
Narwan Eska
Narwan Eska Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemahat Rupadhatu

Berkelana di belantara sastra, berliterasi tiada henti

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Soto Kayu Pak Sambi, Tetap Segar di Malam Hari

7 Januari 2021   08:33 Diperbarui: 7 Januari 2021   08:38 2269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seporsi Soto Kayu Pak Sambi, Magelang. (dok. Narwan Eska)

BIASANYA makan soto terasa nikmat dan hangat di pagi hari. Namun beda dengan Soto Kayu racikan Pak Sambi (76) yang mangkal di rumahnya di Jalan Raya Borobudur, tepatnya di Dusun Ngrajek II, Desa Ngrajek Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Soto Kayu mulai buka pukul 18.30 WIB hingga pukul 24.00 WIB tiap harinya. Kelezatannya banyak dikenal pecinta kuliner hingga luar Magelang. Kuahnya yang bening dipadu dengan bumbu khas racikan Pak Sambi menjadikan soto terasa segar meski dinikmati pada malam hari.

Orang mengira Soto Kayu adalah soto yang bahannya dari kayu. Namun sebenarnya sebutan itu justru dari para konsumen pada awalnya. Dahulu Pak Sambi menjajakan sotonya di rumah kemudian sekitar pukul 21.00 mangkal di pinggir Jalan Raya Borobudur dekat dengan sebuah toko kayu. Dari situlah konsumen menyebutnya Soto Kayu. Namun kini, Pak Sambi tidak lagi mangkal di pinggir jalan, cukup di rumahnya, dan pelanggannya yang datang.

Dalam semangkuk soto kita akan menemukan berbagai bahan. Selain kuah bening dan nasi putih ada pula suwiran daging ayam kampung, kubis, soon, irisan wortel, kecambah, seledri dan bawang goreng. Kelezatan Soto Kayu Pak Sambi sangat berbeda dengan soto di tempat lain. karena di era gas elpiji ini, Pak Sambi tetap mempertahankan cita rasa kuah. Dia mendidihkan kuahnya memakai tungku dengan bahan bakar kayu. Setelah mendidih dipindah ke gerobag dengan pemanas arang kayu.

Pak Sambi mengaku racikan sotonya merupakan racikan asli dari ayahnya, almarhum Mbah Landung yang sudah berjualan soto sejak 1967. Baru sekitar tahun 80an, dilanjutkan Pak Sambi hingga sekarang. D hanya melanjutkan usaha keluarga yang telah dirintis ayah saya," ungkap Pak Sambi.

Mengingat usaha ini dirintis oleh keluarga, maka sekarang pun tetap menjadi usaha Pak Sambi dengan lima orang puteranya.

Menikmati Soto Kayu memiliki seni tersendiri. Cara meracik soto tidak satu per satu. Menurut Pak Sambi cara ini karena setiap konsumen ingin dilayani duluan. Untuk menyiasati semua bisa dapat duluan, maka diracik bersamaan beberapa porsi. Hal ini membuat konsumen yang datang awal dan belakangan dapat bersamaan menikmati soto. Tentu saja yang datang awal lama menunggu mendapatkan semangkuk soto. Sambil menunggu konsumen dapat menikmati tahu atau tempe bacam atau menikmati teh panas, jeruk panas atau kopi. Itulah seni menikmati Soto Kayu Pak Sambi.

Subandi (35) putra keempat Pak Sambi menjelaskan semua bahan yang digunakan baru dan segar. Setiap hari keluarga ini memotong 12 ekor ayam kampung untuk menyiapkan 150 porsi soto. Ditambah beberapa ekor untuk ayam goreng bacam sebagai lauk pendamping soto.

Lokasi Soto Kayu memang di dalam kampung. Namun konsumen dapat menuju lokasi dengan 'ancer-ancer' Pusat Benih Ikan Jawa Tengah yaitu Pasar Ikan Ngrajek Mungkid.

Bagi pembeli yang baru datang sekali, biasanya tercengang ketika membayar soto. Pasalnya harga yang dibayangkan sangat berbeda dengan kenyataan. Satu porsi Soto Kayu tidak lebih dari 10 ribu rupiah. Harga ini tak sebanding dengan kelezatan dan kesegaran Soto Kayu Pak Sambi yang terkenal itu. Benar-benar sangat murah dan terjangkau. (Narwan Eska)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun