Mohon tunggu...
Narissa Anjani
Narissa Anjani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Anak Perempuan Pertama

2 Oktober 2022   09:21 Diperbarui: 2 Oktober 2022   10:00 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Namaku Narissa Anjani. Anak perempuan pertama yang lahir dari rahim seorang perempuan yang sangat mulia, yaitu ibuku. Tak lupa juga dengan ayahku, kedua manusia yang sangat aku cintai. Lahir sebagai anak pertama dari tiga bersaudara membuat aku terlatih untuk hidup mandiri sejak dini. Melatih diriku untuk menjadi wanita yang kuat karena banyak harapan kedua orang tua yang harus aku wujudkan. Aku memiliki dua adik, lelaki dan perempuan. Mereka anak yang pandai, meski tak jarang mereka membuatku kesal namun aku tetap menyayangi mereka. Kini umurku akan menginjak kepala dua, seorang remaja yang akan beranjak dewasa. 

Aku mengawali pendidikan di Sekolah Dasar 02 Tanjung Priok. Setelah enam tahun menimba ilmu di sana, aku melanjutkan pendidikanku di Sekolah Menengah Pertama 116 Jakarta. Selama tiga tahun aku bersekolah di sana, setelah lulus aku melanjutkan pendidikan di Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami.  Aku merasakan indahnya masa menjadi seorang santri selama empat tahun sebelum aku menjadi seorang mahasiswa di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini. Begitu banyak pengalaman dan pelajaran berharga yang aku dapatkan di sekolah. Wawasan yang semakin luas, relasi yang semakin banyak dan guru guru yang selalu membimbingku untuk menjadi murid yang teladan. 

Saat aku duduk di bangku sekolah menengah pertama, aku gemar membaca dan menulis. Aku gemar membaca novel dan menulis beberapa puisi dibuku harianku. Ketika aku duduk di kelas 2 sekolah menengah pertama, aku membuat sebuah cerita di aplikasi novel online ditahun 2017. Dan berharap karyaku dapat disukai dan bermanfaat untuk banyak orang. Perlahan tetapi pasti, tidak ada yang membaca ceritaku di aplikasi tersebut. Namun dengan tekat kuat aku tetap berusaha dan melakukan banyak cara agar ada yang mau sekadar melirik ceritaku. Seiring berjalannya waktu, ada beberapa orang yang membaca ceritaku di aplikasi tersebut. Hingga semakin lama semakin bertambah orang yang membaca dan menyukainya. Aku sangat senang, aku bertekat dalam diriku untuk mengembangkan keahlianku dibidang menulis. 

       

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun