Mohon tunggu...
Nareswari
Nareswari Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Penyintas

'Pada genggaman himada, aku berpegang. Entah bara, entah kuntum bunga. Hakikat keindahan berada di dalamnya"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebelum Kau Mengetahui Namaku part I

29 Maret 2020   19:55 Diperbarui: 29 Maret 2020   20:21 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PART I

Aku memandang kosong ke arah pintu kafe. Seraya menyeka barisan cangkir dengan kain di tanganku, aku melamun.

Kenapa semua benda di dunia ini memiliki nama?

Mengapa aku memiliki nama? 

Mengapa kamu memiliki nama?

Mengapa kita ingin mengetahui nama orang lain?

Sebelum saling mengetahui nama, tidak peduli seberapa lama dua orang berbincang di dalam kereta, mereka adalah tetap orang asing. Perbincangan panjang yang mereka lakukan hanyalah basa basi tanpa keterlibatan ke dalam hidup satu sama lain.

Sebelum kau mengetahui namaku, kau menggambarkan aku dengan begitu indahnya.

Hari itu aku terlambat sampai di kafe. Dengan tergesa-gesa, aku berganti pakaian. Saat mencermati pantulan diriku di cermin dapur, memeriksa kerapian penampilanku, untuk pertama kalinya aku mendengar suaramu. Suara rendah dan berat seorang lelaki muda. "Apakah kasir yang biasanya tidak masuk kerja?" tanyamu. "Yang mana?" jawab Mira, kasir yang bertugas kala itu. "Kasir yang memiliki rambut berombak dan diikat ke belakang, matanya bulat bersinar dan wangi seperti bunga kenanga".

Aku mengintip sosokmu dengan jantung yang berdebar tidak karuan. Mataku mengenali sosokmu yang akrab. Pelanggan dengan menu favorit caramel macchiato. Pelanggan yang selalu datang tiap awal jam makan siang dan duduk di spot dekat kasir. "Mengapa orang seperti dia mencariku? Apakah aku salah memberikan kembalian kemarin? " tanyaku dalam benak.

Sebelum kau mengetahui namaku, semua gerak-gerikku menjadi perhatianmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun