Dalam sebuah stadium general yang diselenggarakan oleh Universitas Islam (UI) Cordoba Banyuwangi, Prof. Halimin Herjanto, Ph.D., menyampaikan paparan yang menggugah pemikiran tentang pentingnya mengadopsi konsep bisnis modern ke dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu konsep utama yang beliau sampaikan adalah co-opetition. Biasanya, istilah ini dikenal luas dalam dunia bisnis sebagai strategi cerdas yang memungkinkan dua pihak yang bersaing tetap dapat berkolaborasi demi tujuan bersama. Namun, Prof. Halimin menekankan bahwa pendekatan ini tidak hanya relevan dalam dunia bisnis, tetapi juga dapat diterapkan secara efektif dalam berbagai hal.
Apa yang disampaikan oleh Prof. Halimin dalam stadium general tersebut membuka cakrawala baru bagi saya. Sebagai salah satu mahasiswa fakultas dakwah, tampaknya co-opetition dapat menjadi solusi di tengah keragaman keagamaan yang ada di Indonesia. Alih-alih terjebak dalam konflik ideologis yang mempersempit ruang kolaborasi, para da'i atau tokoh agama bisa tetap menjaga prinsip keyakinan masing-masing sambil bekerja sama untuk menyelesaikan isu-isu sosial yang lebih luas seperti toleransi, kedamaian, dan krisis moral. Â Strategi ini menciptakan ruang sinergi tanpa harus mengorbankan identitas masing-masing.
Saya mencoba menggali apakah efektif co-opetition? dan saya menemukan penerapan co-opetition dari chanel youtube dedy corbuzier, konten login yang hadir pada bulan suci ramadhon, dalam konten tersebut narasumbernya tidak hanya dari tokoh muslim saja tetapi dari berbagai tokoh agama lain dan topik yang diangkat berupa isu general dari sudut pandang keyakinan yang berbeda-beda tapi fokus utamanya mempersatukan. Dan terbukti, konten tersebut mendapat views banyak dan respon yang posisif dari berbagai viewers. Bisa di simpulkan bahwa konsep co-opetition menjadi relevan untuk membangun kekuatan bersama tanpa saling meniadakan.Â
Melalui pemahaman ini, diharapkan para dai, akademisi, dan aktivis dakwah dapat lebih terbuka terhadap kolaborasi lintas batas, tanpa kehilangan arah tujuan dakwah itu sendiri. Seperti halnya dalam dunia bisnis, di mana kolaborasi strategis bisa meningkatkan daya saing dan memperluas jangkauan pasar, maka dalam dakwah, co-opetition diharapkan dapat memperluas jangkauan pesan Islam dengan lebih efektif, damai, dan solutif. Konsep co-opetition menjadi pengingat bahwa dalam bersaing pun, kita tetap bisa berkolaborasi demi kemaslahatan yang lebih besar.
Writen by Nano HermansyahÂ
Mahasiswa Universitas Islam (UI) Cordoba Banyuwangi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI