Mohon tunggu...
Nani Septianie
Nani Septianie Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia

Mahasiswi Hubungan Internasional yang tertarik terhadap isu-isu global

Selanjutnya

Tutup

Financial

Lumpuhnya Ekonomi Bangka Belitung di Tengah Pandemi

4 Juli 2020   13:07 Diperbarui: 4 Juli 2020   13:22 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Provinsi Bangka Belitung merupakan daerah penghasil timah yang cukup besar, dimana timah tersebut tersebar di darat, sungai, dan pantai yang dijadikan nafas perekonomian di daerah tersebut. Pulau Bangka merupakan pulau penghasil timah terbesar di Indonesia. Yang luasnya mencapai 1.294.050 ha, seluas 27,56% diantaranya merupakan area Kuasa Penambangan (KP).[i] Oleh karena itu, tidak heran jika tambang timah di Pulau Bangka ini, mudah sekali ditemukan dan terlebihnya lagi tambang timah ini sangat dekat dengan pemukiman warga. Selain itu, Bangka Belitung merupakan salah satu daerah yang telah berkontribusi pada kegiatan ekspor ke luar negeri dan sangat berarti bagi devisa negara, ekonomi global serta perekonomian daerah di Bangka Belitung. Dimana sektor pertambangan khususnya timah adalah salah satu sektor yang dijadikan potensi besar untuk meningkatkan Pendapatan Domestik Bruto Dunia.  Dua negara yang memproduksi timah terbesar di dunia adalah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Indonesia. Cadangan timah Indonesia ini menempati urutan kedua terbesar di dunia setelah RRT.[ii] Jumlah produksi timah pada tahun 2013 sebanyak 64 ribu ton. Sementara RRT pada tahun yang sama menghasilkan 99 ribu ton timah.[iii]

 

Sehingga Indonesia merupakan negara yang sangat berpengaruh untuk mempertahankan serta menyeimbangkan ekonomi politik global terutama dalam hal produksi barang-barang elektronik. Akan tetapi dengan adanya kemunculan virus Corona yang telah menyebar ke belahan dunia membuat perusahaan-perusahaan produksi barang-barang elektronik dihentikan sementara. Sehingga PT. Timah Tbk yang terletak di Pulau Bangka sebagai daerah yang memiliki potensi timah terbesar pun ikut merasakan dampak dari adanya pandemi ini dikarenakan penurunan permintaan timah yang sangat signifikan serta masyarakat Bangka Belitung yang mayoritas merupakan sebagai pekerja tambang pun dapat mempengaruhi pendapatan mereka dikarenakan kurangnya aktivitas serta kurangnya permintaan timah.

 

Pekan ketiga Februari 2020, merujuk data Komisi Kesehatan Nasional RRT telah melaporkan bahwa total korban dari pandemi sebanyak 77.348 kasus yang terinfeksi dan angka kematian sebesar 2.592. sehingga konsekuensinya adalah harga timah untuk kontrak Juni 2020 yang banyak di perdagangkan di bursa Shanghai bergerak naik 1880 yuan menjadi 137.340 yuan/MT. Demikian juga untuk perdagangan yang sedang berlangsung di LME, harga sedang menguat 0,77% atau 127,50 USD/MT ke posisi 16732,50 USD/MT. Oleh karena itu, membuat harga timah terjun signifikan ke posisi terburuk 4 bulan pasca viralnya berita virus corona.[iv] RRT merupakan konsumsi terbesar timah guna untuk memenuhi bahan dasar pembuatan barang-barang elektronik maupun komunikasi. 

 

Sehingga dengan adanya kemunculan virus corona ini dan terlebih lagi awal mula kemunculan virus ini di Wuhan, Tiongkok, sehingga membuat baik itu perusahaan, maupun pemerintah mengalami penurunan yang sangat besar, khususnya daerah Bangka Belitung yang menjadikan timah sebagai nafas perekonomian dan sangat bergantung terhadap permintaan pasar global. terlebih masyarkat Bangka Belitung yang merupakan mata pencahariannya bersumber dari timah sangat mempengaruhi perekonomian mereka dan kebingungan bagaimana caranya untuk memulihkan perekonomian kembali selain dengan bergantung kepada tambang timah. Oleh karena itu, dengan melemahnya ekspor Timah menyebabkan negara penerima pemasokan Timah pun dapat mengalami krisis ekonomi dikarenakan terhentinya proses produksi yang dapat digunakan untuk pemasokan ekonomi negara tersebut. sehingga dengan merosotnya permintaan ini.

 

Dalam Hubungan Internasional khususnya studi Ekonomi Politik Global hal ini dapat dikategorikan sebagai teori relasi pasar dan negara dan teori dependensi (teori ketergantungan). yang dimaksud dari relasi pasar dan negara ini adalah apa yang terjadi di pasar (kerjasama ekspor timah) tidak bisa terlepas dari kebijakan negara. yang dapat mengukur peran penting suatu negara. disini Indonesia khususnya Bangka belitung sangat berperan penting terhadap pemasokan timah ke luar negeri khususnya Tiongkok, namun dengan kebijakan Tiongkok yang telah melakukan kebijakan berupa lockdown dengan menutup semua akses dan merumahkan semua pegawai perusahaan-perusahaan, oleh karena itu membuat ekspor timah terhenti sementara dan begitu pula dengan perekonomian yang ikut terhenti sehingga diperlukannya alternatif lain sebagai alternatif untuk pemasokan ekonomi pemerintah daerah Bangka Belitung dan tak lupa masyarakat Bangka Belitung juga. Teori kedua adalah teori dependensi. Teori dependensi (teori ketergantungan sebuah negara) adalah keadaan dimana kehidupan ekonomi negara-negara lain, dimana negara-negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari negara-negara lain. Oleh karena itu, hubungan antara Tiongkok dan Indonesia juga dapat dikategorikan sebagai teori dependensi dikarenakan Tiongkok ataupun negara lain masih memiliki ketergantungan terhadap supply timah untuk memenuhi kebutuhan pokok dasar dalam pembuatan barang-barang elektronik dan teknologi lainnya. Walaupun seperti sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, bahwa Tiongkok merupakan negara pertama terbesar dalam produksi timah. Namun tetap membutuhkan pasokan timah dari Indonesia dikarenakan Tiongkok merupakan negara dengan produksi barang yang berbahan pokok timah terbesar di dunia.

 

Sehingga dengan lumpuhnya perekonomian global saat ini sangat berpengaruh terhadap ekonomi negara masing-masing. Terutama Bangka belitung yang menjadikan timah sebagai organ vital kehidupan ekonomi di daerahnya. Dan mayoritas masyarakat Bangka Belitung menjadikan tambang timah sebagai mata pencaharian utama mereka. Oleh karena itu, selama pandemi ini berlangsung, diperlukannya alternatif lain selain timah yang dapat dijadikan nafas perekonomian Bangka Belitung. Alternatif itu dapat berupa Work From Home (WFH) yang dapat dilakukan oleh kalangan masyarakat seperti membuat membuat sebuah online shop, bisa dengan memproduksi makanan yang dijual secara online dan dipromosikan secara online melalui akun sosial seperti instagram maupun facebook. Dikarenakan selama pandemi, kebanyakan masyarakat khususnya remaja, disela kuliah online maupun mengerjakan tugas secara online, Kerap kali mereka membutuhkan cemilan disela mengerjakan tugas ataupun kuliah online dan malas untuk pergi keluar sehingga lebih memilih untuk belanja online. Dikarenakan lebih efisien. Sehingga menurut saya, hal tersebut dapat dijadikan pekerjaan alternatif sementara untuk memulihkan perekonomian masyarakat Bangka Belitung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun