Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pilihan Terakhir

2 April 2021   16:49 Diperbarui: 2 April 2021   16:57 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kemarin kulihat ada perempuan lain bersamamu di mobilku,"protesnya kepada suaminya di rumah mereka yang masih baru karena bangunan lama sudah dihancurkan.

"Kata siapa itu mobilmu? Bukankah mobil itu dibeli setelah pernikahan kita? Aku ikut memiliki dong,"kilah suaminya dengan nada lembut seperti biasanya.

Kemarahannya kembali memuncak ketika lelaki itu setelah turun dari mobil, memasuki rumahnya dengan menggandeng wanita lain.

"Ini rumahku,"katanya menghadang mereka berdua di depan pintu. Suaminya menepis bahunya sambil menjawab,

"Rumah lama telah dibongkar. Rumah ini aku juga ikut memiliki karena dibangun setelah pernikahan kita."

Saat itu ia mulai marah, lalu menjawab dengan nada marah,

"Tidak bisa. Tanah ini tetap atas nama suamiku yang pertama. Pergilah Kalian,"keras suaranya disertai air mata yang berderai. Sambil menghela napas panjang, ia menatap kepergian lelaki itu membawa mobilnya bersama perempuan yang hampir saja diajak memasuki rumahnya.

"Aku benci Kamu,"teriaknya sambil menangis.

Ia baru merasakan cintanya menguap dengan cepat setelah luka yang digoreskan lelaki itu menggurat tajam. Luka yang bukan saja membuatnya malu namun  dua petak sawah warisan suaminya yang digunakan tambahan pembelian mobil dan renovasi rumah pun hilang.

Di makam suaminya yang telah memberinya kebahagiaan, air matanya berlinangan kembali setelah semalam menangis. Bahwa suaminya telah memberikan haknya sebagai isteri, ia pun mengakui, sedangkan romantisme yang tak kunjung diperoleh seharusnya disadarinya sebagai bagian dari ketidaksempurnaan lelaki pekerja keras dan setia itu. Mengapa romantisme yang 20% harus ditukar dengan pemberian hak yang telah mencapai 80%? Ia baru menyadari betapa tidak bersyukur dirinya.

Ia masih berjongkok menangis di makam suaminya ketika tetangga menjemputnya. Suami baru yang pergi dengan wanitanya mengalami kecelakaan. Mobil hancur masuk jurang dan wanita yang menemaninya meninggal. Akan tetapi, suaminya kini di rumah sakit, masih hidup meskipun mengalami kelumpuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun