Malam ini anak saya setelah sholat Isya, membaca sural Al Ihlas dengan lantang yang umum dibaca sebagian besar umat Islam saat sholat,  diantaranya berbunyi: "QulhuAllahu Ahad, Allahusomad, Lam Yalid Walam Yulad, Walam Yakullahukufuan Ahad!". Ayat yang dibaca anak saya malam ini mengingatkan saya terhadap sebagian artinya yaitu: "Katakanlah Alllah itu yang Maha Esa/ satu, Alllah tempat meminta segala sesuatu, Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan dia.
Ketika ayat-ayat ini saya renungkan lebih mendalam, kadang-kadang kita lupa makna kehidupan toleransi beragama akan melunturkan akidah kita dan merusak tatanan kehidupan beragama kita. Sehubungan dengan saat ini maraknya pelaksanaan perayaan salah satu hari besar agama yang ada di Indonesia yaitu Hari Natal yang dirayakan oleh umat Kristiani di seluruh dunia.
Dulu, saat masih kecil saya pernah diajak ibu saya berlebaran Natal ke rumah tetangga yang menganut agama Kristen dan biasa-biasa saja mengucapkan Selamat Natal kepada penganut agama kristiani, kehidupan toleransi beragama di daerah lingkungan rumah kami dulunya sangat baik dan saling menghormati, saling mendukung ketika ada perayaan-perayaan hari besar agama. Saaat itu saya tidak tahu makna ayat-ayat Alquran yang berkaitan dengan akidah ahlak umat Islam.
Namun demikian pada saat saya kuliah, saya mulai memperdalam agama saya agama Islam, mengaji tidak hanya membaca yasin saja, mengaji di Kampus lebih mengkaji ayat-ayat Al quran beserta maknanya, dipahami dan diperdalam akidahnya dengan banyak-banyak mengenal Allah dan penciptaannya. Termasuk makna surat Al Ikhlas tersebut di atas.
Saat itu saya mendapatkan ilmu bahwa toleransi bukan berarti kita harus mengikuti acara-acara keagamaan orang yang berbeda akidah dengan kita, kalimat ini sentak dihati saya bahwa Alllah pernah mengajarkan kepada kita tentang "Lakum dinukum waliyadin" , untukmulah agamamu! Ini menandakan bahwa Rasulullah pernah menyampaikan makna ayat Allah di atas, umat Islam harus menghargai setiap manusia mempunyai keyakinan dan kepercayaan yang berbeda, kita harus menghormati perbedaan keyakinan dan kepercayaan manusia terhadap sang penciptanya. Kita tidak boleh mengganggu satu sama lain dalam pelaksanaan ibadahnya masing-masing, kita wajib bertoleransi agar mereka yang mempunyai keyakinan lain dengan kita melaksanakan kegiatan ibadahnya dengan aman dan nyaman tidak saling menyerang dan saling menyakiti, inilah makna toleransi yang sebenarnya.
Namun kadang-kadang orang awam dan orang yang tidak terlalu mempelajari akidah agama Islam bahwa didalam ajaran Islam tidak boleh mengakui adanya anak Tuhan atau tidak boleh menyetarakan Tuhan dengan mahluk lainnya, maka umat Islam yang tidak ikut-ikutan mengucapkan "Selamat Natal" akan dimusuhi dan dikucilkan masyarakat Kristiani karena dianggap tidak toleransi. Hal ini sangat berdampak pada ketidakpuasan sebagian masyarakat yang beragama lain terhadap kegiatan-kegiatan umat muslim dalam perayaan-perayaan hari besarnya di hari lain.
Hal ini juga diperkeruh oleh sikap para pejabat atau sebagian tokoh politik dan keagamaan, ada yang membrikan selamat ada juga yang tidak mengucapkan. Perbedaan sikap ini juga akan menjadikan masyarakat bingung, boleh atau tidak mengucapkan " Selama Natal" tsb.
Perlu kiranya sebagian masyarakat Kristiani memahami bahwa tidak memberikan selamat terhadap hari Raya Natal bagi sebagian umat muslim lain, bukan berarti tidak toleransi, bukan berarti tidak mau menghargai, melainkan karena ada hal-hal yang berkaitan dengan akidah umat Islam itu sendiri. Sebagian ulama melarang mengucapkan selamat natal karena membenarkan adanya Tuhan anak dan Tuhan Bapak, maka Umat muslim itu akan dianggap keluar dari Islam karena telah mempersekutukan Allah , menyamai Tuhan dengan manusia, padahal Islam tidak mengajarkan seperti hal tersebut di atas. Allah tidak setara dengan manusia .
Jelas-jelas umat Islam memiliki kalimat penting dalam menegakkan akidahnya yaitu seperti yang tertera dalam surat Al Ikhlas tadi yaitu: "Lam Yalid Waalam yulad, walam yakulahu kufuan ahad" artinya Tuhan itu tidak beranak , tidak punya isteri dan tidak akan ada sesuatupun yang setara dengan Dia! Maka konsekuensinya tidak membenarkan umat Muslim mengucapkan "Selamat Natal!" seperti yang dilakukan kebanyakan umat muslim lainnya. Hal ini masih kontroversi dimasyarakat sekitar kita yang ingin bertoleransi dan ingin ikut berbahagia bersama menyambut tahun baru masehi yang waktunya berdekatan dengan perayaan Hari Natal bagi umat Kristiani. Sebagian umat Islam yang masih mengucapkan Selamat menganggap mereka hanya ingin mengucapkan "Selamat berbahagia" saja kepada temannya yang beragama Kristiani. bukan bermaksud ingin menyekutu Allah atau keluar dari agamanya.
_______
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI