Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mall Berhantu Corona

17 September 2020   18:23 Diperbarui: 17 September 2020   18:30 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semenjak pemerintah memberi keputusan karantina wilayah di setiap provinsi memang ada rasa yang tak biasa, keramaian yang terlihat indah berubah menjadi rasa tak enak.

          Pertama ada penutupan di beberapa tempat seperti kantor, pabrik, sekolah bahkan pasar. Penutupan tersebut bertujuan agar jumlah korban covid19 tidak bertambah.

          Namun sayangnya wilayah yang di tutup merupakan kebutuhan sehari-hari. Mari kita renungkan jika tempat untuk mencari kebutuhan penting menjadi hilang karena suatu musibah yang belum di siapkan penggantinya. Pasti sesuatu yang mudah berubah menjadi rumit.

          Bahkan terasa sangat genting apabila wilayah karantina itu adalah tempat mencari sesuap nasi dan menemukan sedikit harapan indah. Karena dengan punya uang ada rasa harga diri yang tidak rendah. Apa yang di inginkan bisa di dapat dengan uang seadanya.

          Satu-persatu toko di pasar tradisional tutup termasuk ratusan toko yang berada di gedung mewah.

          Untuk toko di pasar tradisional  bisa punya pribadi atau bisa toko yang di sewa namun pengawasan tetap langsung dari majikan. Namun cerita ini bisa berbeda dengan toko-toko yang ada di gedung mewah.

          Di sana toko-toko tersebut di sewakan ke pada pihak kedua. Dengan waktu sekitar enam bulan sampai satu tahun, jika nasib toko tersebut bagus sewa bisa di perpanjang sampai tiga tahu.

          Ketika musibah corona datang ke negeri ini nasib toko tersebut berubah drastis sangat suram. Pelan-pelan namun pasti toko-toko di gedung bernama mall mulai tutup pintu karena jumlah pembeli yang menyusut tajam.

          Karena daya beli yang impoten akhirnya pemilik toko terkena imbas. Para majikan melihat realita bahwa keuntungan yang di harapkan tidak bisa menjadi kenyataan.

          Karena musibah corona ini pemerintah memberi larangan terjadinya kerumunan orang yang membuat orang merasa takut tertular penyakit mengerikan itu.

          Cerita horor ini di tambah kisah sedih tentang jumlah pengangguran yang bertambah banyak sehingga aksi perputaran uang yang seharusnya bergerak cepat menjadi lamban akibat napsu belanja yang melemah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun