Virus corona atau covid-19 akhirnya mampu melahirkan ketakutan baru di setiap negara yang terkena penyakit tersebut. Ketakutan yang di ucapkan dari hasil pemikiran orang pintar kemudian di olah di logika para pemimpin negara yang bersangkutan.
Ketakutan yang bernama resesi ekonomi.
Resesi ekonomi yang bermula dari lumpuhnya aksi para mencipta laba ekonomi.
Para pencipta laba ekonomi tidak mampu bertindak leluasa akibat serbuan virus penyebab kematian masal.
Akibat proses kematian masal yang  begitu cepat, para pemimpin negara yang terkena dampak virus corona membuat kebijakkan taktis yaitu melarang warganya beraktivitas normal di luar rumah.
Padahal aktivitas di luar rumah menjadi kegiatan yang mampu menciptakan laba ekonomi untuk pribadi dan menjadi saldo bagi negara.
Pelarangan beraktivitas normal di luar rumah bertujuan untuk mencegah bertambahnya korban sakit dan wafat dari virus binatang malam bernama kelelawar.
Peraturan yang terdengar indah namun mempunyai cerita bernilai negatif.
Bagi kelompok bersaldo gendut keputusan lockdown atau karantina wilayah hanya sedikit terasa pedih karena kelompok ini mempunyai lumbung uang yang terisi penuh.
Namun untuk pihak pemilik pulsa kaum duafa, sikap pemimpin negara terhadap mereka hanya menambah derita hidup.
Derita hidup akibat dari jumlah saldo celengan yang jauh dari kata lumayan.