Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Lockdown tapi Gotong Royong

1 April 2020   07:00 Diperbarui: 1 April 2020   07:34 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(KOMPAS.COM/Dok. Pemdes Gunungwuled)

Jika rasa cemburu tumbuh membesar di antara warga dengan golongan status sosial yang berbeda jauh maka bersiaplah terjadi revolusi politik yang memakan korban jiwa.

Saya pribadi tidak setuju dengan kebijakan politik seperti isolasi wilayah yang membuat situasi terasa sepi dan seram.

Percuma ada aturan lockdown namun jumlah penderita dan korban jiwa bertambah banyak.

Apa untung bagi warga miskin jika hidup mereka semakin miskin hingga warga miskin berbuat nekat kepada warga kaya.

Jangan sampai niat baik pemerintah justru menjadi serangan balik dari rakyat yang kalah nasib baik untuk melakukan aksi balas dendam dari tekanan hidup.

Mohon maaf  kepada pemerintah Republik Indonesia yang di pimpin oleh Bapak Jokowi-Maruf, saya punya ide jika konsep lockdown di rubah menjadi kebijakan politik gotong royong.

Sikap gotong royong sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.

Tindakan gotong royong bisa membantu menyelesaikan masalah sosial akibat buruk dari penyebaran covid-19.

Contohnya pemerintah memberikan bantuan sembako dan obat gratis kepada warga negara Indonesia agar jumlah pasien bisa di tekan. Karena esok akan lahir penyakit baru yaitu depresi masal dari akibat tekanan hidup yang semakin kejam.

Pemerintah harus bisa memberikan jaminan moril dan materil kepada penduduk Indonesia agar situasi politik tidak menjadi keruh dari tangan-tangan orang cerdas namun berahlak buruk.

Gotong royong lebih sempurna dibanding lockdown.

fotografer yunandri agus
fotografer yunandri agus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun