Watak manusia bisa di lihat dari cara berpakaian.
      Itulah nasehat yang sering di ucapkan orang tua kepada anak mereka agar berpakaian yang sopan supaya nama baik orang tua tidak tercoreng.
      Memang benar nasehat dari para orang tua tentang cara berbusana yang baik juga benar.
      Namun waktu terus berubah, jaman pun beradaptasi. Pemahaman tentang cara berbusana yang baik dan benar melebar dengan variasi berbeda pula.
      Dahulu busana yang santun adalah menggunakan kemeja dan celana panjang berbahan mirip pegawai kantor tetapi saat ini ada juga yang berfikir busana santun berpakaian mirip suatu agama tertentu.
      Perubahan ini terjadi ketika pola kebebasan berfikir dan menentukan sikap di akui serta mendapat perlindungan dari negara.
      Setuju! Karena ke dua jenis busana tersebut tidak melanggar aturan positif yang ada. Aturan kesopanan yang ada seperti tidak memperlihatkan bentuk anggota tubuh terlarang. Sehingga manusia lain tidak merasa risih saat berinteraksi.
      Namun, persepsi berbusana yang baik dan benar bisa juga berbeda pada suatu kaum. Hal terjadi karena budaya berbusana tersebut sudah lama terjadi pada kaum tersebut.
      Contohnya gaya berpakaian adat negara Amerika berbeda dengan gaya berpakaian adat tradisional Indonesia. Tapi dua negara tersebut sepakat tentang aturan kesopanan dari busana tradisi masing-masing.
      Di dalam busana sebenarnya tersembunyi suatu komunikasi visual. Misalkan jika seseorang sipil menggunakan busana tentara dalam kegiatan sehari-hari mungkin orang itu ingin mengatakan kepada orang lain bahwa dirinya adalah seorang yang siap perang.
      Ada juga gaya berpakaian yang mirip artis rock and roll, mungkin orang itu ingin mengatakan tentang anti kemapanan sosial.