Dengan logika juga manusia mampu membuat sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin. Contohnya adalah tindakan the Joker yang mampu melanggar hukum positif namun selalu merasa bahagia. Aneh kan?
Menurut kisah nasib The Joker berbeda jauh dengan nasib pahlawan kota Gotham yaitu Batman.
Bahwa Batman ada sosok pria dewasa yang sukses secara harta, pendidikan, pergaulan elit, penampilan pujaan para wanita, dan status sosial yang dua jempol tangan.
Namun cerita itu tidak berlaku bagi The Joker. Dia lahir dari golongan sisa-sisa atau di sebut juga sebagai kaum yang terbuang. Sehingga suatu hari ia berubah dari golongan tertindas  menjadi kaum anti kemapanan sosial.
The Joker memberontak kepada keadaan yang tidak berpihak kepadanya. Sebagai pihak yang selalu kalah ia berusaha apapun agar menjadi pihak pemenang. Akhirnya terjadilah tindak pelanggaran hukum positif yang membuat keresahan sosial.
Yang unik dari cerita tindak anarkis oleh The Joker adalah ketidakmampuan lembaga penegak hukum untuk menangkap si biang kerok ini. Walaupun sudah banyak usaha di laksanakan untuk meringkus The Joker namun selalu gagal.
Ini berarti bahwa The Joker adalah seorang penjahat yang luar biasa karena selalu lolos penangkapan oleh lembaga penegak hukum. The Joker punya kemampuan untuk menghilang, menandakan ia adalah penjahat yang punya tingkat kecerdasan yang tinggi. Hal ini bisa di buktikan caranya melakukan kejahatan. Bisa sendiri atau menggunakan pihak lain seperti pasukan pribadi dalam bentuk manusia dan binatang.
Individu yang mampu menggerakan pasukan adalah individu yang mempunyai wawasan cara memobilisasi massa.
Namun saat sedang melakukan kejahatan tanpa bantuan orang lain, The Joker menggunakan taktik penyamaran sehingga orang lain tidak tahu bahwa ada tamu tak di undang.
Kerugian yang di akibatkan oleh sikap The Joker mampu membuat keuangan kota Gotham hampir bangkrut. Sehingga walikota pun membuat menggiurkan bagi siapa pun yang mampu menangkap kriminal tersebut.
Hingga pada suatu hari terciptalah seorang manusia dari golongan elit mempunyai niat untuk membuat situasi kembali aman. Manusia itu bertopeng  menutup setengah wajahnya, berbaju hitam kekar, mempunyai selembar kain di pungung mirip sayap kelelawar.
