Mohon tunggu...
Alexander Dingky
Alexander Dingky Mohon Tunggu... Pelajar -

Semuanya memerlukan waktu, walaupun pada akhirnya kita akan bangkit kembali. Mengingat kembali hal-hal indah yang kita alami bersama membuatku sedih. Mempunyai kenangan yang indah bersamamu adalah kutukan, karena aku tidak akan pernah bisa melupakan kehilanganku..

Selanjutnya

Tutup

Politik

Omong Doang: Menjadi Lebih Berketuhanan

11 November 2016   01:58 Diperbarui: 11 November 2016   02:17 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak kecil kita sudah diajari mengenai Pancasila dan sila-silanya. Mulai dari jaman ayah saya dahulu (yang namanya masih P4) hingga jaman anak-anak abad 21 seperti saya ini, yang disosialisasikan dalam mata pelajaran PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan). Tetapi sekarang sudah berubah dan omong-omong, pernahkah terpikir di benak kita bahwa seiring berjalannya waktu, setiap sila yang terdapat di Pancasila semakin sulit untuk direalisasikan?

Ya, hal itu sendiri tersirat lagi di dalam benak saya setelah mendengar kejadian 4 November silam.

Pada 4 November 2016, kita melihat suatu kejadian yang cukup menakutkan, yakni Aksi Demo Damai II yang berakhir dengan kericuhan. Sebelumnya Aksi Demo yang diprakarsai oleh FPI ini merupakan respon dari isu penistaan Surat Al Maidah oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Kepulauan Seribu. Jujur, pada waktu itu, waktu saya melihat berita, saya hampir merasa menyesal Indonesia menganut demokrasi, sehingga mengakibatkan demonstrasi tersebut direalisasikan.  

Lalu, apakah berdemo itu tidak pantas??

Sama sekali tidak. Justru demonstrasi adalah suatu bentuk kritik, dan menurut saya tidak boleh ada yang kebal dari kritik, bahkan untuk Ahok sekalipun.

Tetapi Jika demosntrasi yang didasari permainan politik yang tidak sehat, menggunakan isu SARA, dan mengakibatkan tindakan anarkis dan sikap demonstran yang tanpa etika, hal itu sangatlah memalukan dan tidak pantas. Coba bayangkan, betapa malunya kita sebagai warga negara Indonesia, melakukan aksi yang sangat tidak mencerminkan kepribadian Indonesia kepada masyarakat nasional maupun internasional, mempermalukan Islam, dan menimbulkan rasa takut maupun geram bagi umat atau etnis lainnya. Apakah betul Islam di Indonesia seperti itu?

Tentu saja tidak! 

Tentu saja itu ulah provokator yang ingin memecah belah bangsa! 

Tentu saja itu ulah illuminati wahyudi!

..dan lain-lainnya

..dan saya terus berharap itu benar, karena jauh lebih menyedihkan apabila saya sadar kalau negara Indonesia yang saya cintai sama sekali belum siap berkorban, belum siap untuk menjadi negara maju, padahal sudah dipimpin oleh pemimpin-pemimpin yang berintegritas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun