Beberapa mahasiswa yang ditemui pun membenarkan hal itu. Riri dari FISIP mengatakan ia sering ke warung ini karena harganya sesuai kantong mahasiswa. Hady, mahasiswa teknik, mengaku praktis memesan lewat aplikasi saat sibuk dengan tugas, meskipun memesan melalui aplikasi namun cita rasa seblak GR tetap sama, sementara Cece dari manajemen merasa warung ini nyaman karena dekat dari kos dan kampus. Manda dari hukum menambahkan, pelayanan ramah membuat suasana makan jadi lebih menyenangkan.
Namun, persaingan yang ketat, tren kuliner yang cepat berganti, hingga menjaga kualitas saat ramai tetap menjadi tantangan yang harus dihadapi. Meski begitu, Warung Seblak GR membuktikan bahwa keberhasilan usaha kuliner bukan hanya soal rasa, melainkan juga strategi pemasaran yang terencana, inovasi yang konsisten, dan pelayanan yang tulus. Semua itu membuat warung ini tak sekadar tempat makan, tetapi juga ikon kecil dalam kehidupan mahasiswa Unand.
Warung Seblak GR cabang Unand menunjukkan bahwa keberhasilan usaha kuliner di kawasan kampus bukan hanya soal rasa, tetapi juga strategi pemasaran yang terencana. Dengan menerapkan STP, diferensiasi produk, promosi kreatif, pemanfaatan digital, lokasi strategis, serta pelayanan ramah, warung ini mampu memperkuat posisinya di pasar.
Wawancara dengan pemilik dan testimoni pelanggan menguatkan bahwa Seblak GR diterima baik oleh mahasiswa karena mampu menghadirkan rasa, harga, dan suasana yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Ke depan, inovasi dan konsistensi akan menjadi kunci agar warung ini tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh menjadi ikon kuliner mahasiswa di Unand.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI