Mohon tunggu...
Nanda Himmatul Ulya
Nanda Himmatul Ulya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi memasak, travelling dan makan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingkatkan Produktivitas dan Kebersihan pada UMKM, Mahasiswa UNDIP Kenalkan Budaya 5S

9 Agustus 2022   22:13 Diperbarui: 9 Agustus 2022   22:23 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semarang (28/07/2022) -- Dalam upaya peningkatan produktivitas dan penjagaan kebersihan UMKM Kelurahan Karangtempel tepatnya RT 07 RW 03, perlu dilakukan adanya sebuah pengenalan budaya kerja yang dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kebersihan para pekerja di area kerja. Pengenalan ini juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing, target zero breakdown, zero defect, dan zero accident.

Budaya kerja Jepang yang terkenal dengan 5S atau Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), Shitsuke (Rajin) adalah suatu bentuk budaya kerja yang bertujuan untuk mengurangi waste sehingga menciptakan area kerja yang tidak hanya membuat lingkungan kerja menjadi lebih rapi, terstruktur, dan efisien. Namun juga penerapannya diharapkan dapat membuat pekerja lebih produktif dan bersih selama bekerja. Pada dasarnya, budaya 5S ini merupakan budaya untuk penataan, pemilahan, pembersihan, dan pemeliharaan kondisi barang di area kerja. Dengan adanya pengenalan budaya 5S ini diharapkan para pelaku UMKM dapat lebih produktif dan terjaga kebersihan pada area kerjanya.

Pada KKN Tim II Undip Tahun 2021/2022, Nanda Himmatul Ulya Mahasiswa Undip melakukan pengenalan melalui edukasi 5S kepada 14 UMKM yang ada di RT 07 RW 03 Kelurahan Karang Tempel, Semarang Timur. Kegiatan dilakukan untuk memberikan sebuah inovasi berupa budaya kerja/ produksi yang lebih produktif dan terjaga kebersihannya dari sebuah budaya kerja/produksi yang ada. Selain itu, para pemilik UMKM menyadari bahwa area produksinya masih terdapat peralatan dan komponen kerja yang belum tertata dengan rapi, ketersediaan barang yang berlebihan, peralatan produksi yang kurang terawat, serta sulitnya menemukan peralatan.

dokpri
dokpri

Edukasi menganai 5S dilakukan secara door to door di RT 07 RW 03 Kelurahan Karang Tempel Semarang Timur pada 21 Juli -- 23 Juli 2022. Edukasi ini disampaikan dengan materi mengenai panduan untuk pelaku UMKM dalam mengimplementasikan prinsip 5S yang berisi 5 tahapan yang telah dirangkum dalam bentuk poster informatif dan menarik. Dari edukasi yang telah dilakukan, pelaku UMKM antusias untuk memperhatikan karena mereka belum pernah mendapatkan edukasi mengenai budaya kerja 5S dan lebih sering mendapatkan edukasi mengenai pentingnya izin usaha yang harus dimiliki dan bagaimana melakukan pemasaran menggunakan digital. "Oh saya sudah pernah dengar mbak tapi di pabrik tempat saya kerja dulu, ternyata bisa diterapin di warung juga ya mbak" Ujar Ibu Puji selaku pemilik UMKM Ayam Geprek. Sebagian orang yang telah mengetahui budaya 5S ini, menganggap bahwa hanya dapat diterapkan pada industri besar (pabrik) saja, namun ternyata dapat juga diterapkan di lingkungan industri rumahan. Selain itu, mereka menganggap budaya 5S sangat mudah untuk dipahami dan diimplementasikan. Namun seperti yang kita ketahui bahwa 55 ini membutuhkan kesadaran dan kedisiplinan dalam penerapannya. 

Penulis : Nanda Himmatul Ulya

Editor : Abdi Sukmono, S.T., M.T

Lokasi KKN   : Kelurahan Karangtempel, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, Jawa Tengah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun