Mohon tunggu...
Gaya Hidup Pilihan

Hari Air Sedunia 2018, Dimulai dari Diri Sendiri

23 Maret 2018   09:19 Diperbarui: 23 Maret 2018   11:29 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sandiaga Uno mensosialisasikan penggunaan Air PAM

Air, rasanya semua orang butuh air. Sayangnya, tidak semua manusia concern terhadap hal ini. Mungkin manusia terbiasa dengan kondisi bahwa saat dia butuh air, ya air itu pasti ada. Mungkin manusia terlalu jumawa dan berpikir bahwa air di muka bumi tidak akan pernah habis. Tetapi untung saja belakangan orang-orang di dunia mulai concern terhadap kondisi air di bumi, salah satunya dengan adanya Hari Air Sedunia yang diperingati pada tanggal 22 Maret setiap tahunnya. Hari Air Sedunia, tentu saja fokus pada peringatan bahwa air di bumi mungkin saja suatu saat nanti habis. Habis bukan saja karena bumi yang semakin lama semakin panas, tetapi juga habis dicemari oleh manusia.

Salah satu bukti nyata mengenai ketersediaan yang terbatas adalah kondisi air bersih di Jakarta. Sebagai warga Bekasi yang bekerja di Jakarta, mendengar isu tentang kondisi air tanah di Jakarta bukan menjadi sebuah hal yang asing. Beberapa tahun terakir saya mendengar mengenai kondisi air tanah di Jakarta yang sudah tidak layak untuk dipakai. Terlebih karena pemakaian air tanah akan menyebabkan penurunan permukaan tanah sebesar 7.5 cm setiap tahunnya, dan bahkan apabila diteruskan mungkin suatu saat Jakarta akan tenggelam. Sungguh seram membayangkan permukaan Jakarta lama kelamaan akan semakin rendah bahkan lebih rendah daripada muka air laut. Belum lagi bicara mengenai air permukaan di Jakarta, waduk dan sungai yang mayoritas berisi sampah. Sangat tidak layak untuk dijadikan air untuk konsumsi, baik mandi, mencuci, bahkan untuk diminum.

Dari situ jelas bahwa Jakarta sudah tidak memiliki air bersih. Lantas, apa yang bisa dilakukan oleh warga Jakarta?

Sesuai dengan tema yang diusung oleh UN-Water untuk Hari Air Sedunia 2018, yaitu "Nature for Water". Maksudnya adalah, untuk mengatasi kondisi air bersih yang mungkin akan semakin langka, maka hal yang harus kita lakukan adalah menjaga kondisi lingkungan. Tidak hanya menjaga kebersihan, tetapi juga bisa dengan cara memperbaiki agar kerusakan-kerusakan yang telah terjadi tidak semakin parah. Maka dari itu, pemerintah DKI Jakarta mengajak kepada masyarakat untuk tidak lagi menggunakan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini dirasa akan menjadi salah satu usaha untuk menjaga air tanah di Jakarta, maupun permukaan tanah agar tidak turun.

Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah DKI Jakarta yaitu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno mengadakan acara untuk sosialisasi mengenai penghentian penggunaan air tanah, dan beralih ke air perpipaan. DKI Jakarta sudah memiliki sistem air perpipaan yang baik. Menurut Uno, sudah seharusnya sistem yang baik tersebut dipergunakan untuk menjaga kondisi air tanah di Jakarta. Dengan dipunggawai oleh PAM Jaya sebagai penyedia air bersih perpipaan, bersama dengan dua mitra operasionalnya yaitu PALYJA dan AETRA, ketersediaan air bersih di Jakarta sudah memadai untuk melayani masyarakat. Sehingga Uno menghimbau agar masyarakat lebih aware terhadap isu air bersih ini. Bukan merupakan tantangan yang mudah, bagi pemerintah DKI Jakarta dalam mengatasi persoalan ketersediaan air bersih maupun pengelolaan air limbah. Baru sekitar 60% masyakarat Jakarta yang sudah tercover jaringan air bersih perpipaan, dan hanya 11% air limbah bisa dialirkan melalui pipa untuk selanjutnya diolah. Sisanya, masih banyak kawasan yang untuk mendapatkan air bersih pun susah. Hal ini salah satunya yang memacu penggunaan air tanah secara legal. Maka tanggung jawab dari PAM Jaya bersama mitra operasionalnya lah untuk berkomitmen dalam meningkatkan pelayanannya. Tak luput peran serta dari PAL Jaya dalam melayani pengelolaan limbah masyarakat Jakarta, untuk kondisi sanitasi masyarakat Jakarta yang lebih baik.

Sandiaga Uno bersama perwakilan PAM Jaya, PAL Jaya, PALYJA, dan AETRA
Sandiaga Uno bersama perwakilan PAM Jaya, PAL Jaya, PALYJA, dan AETRA
Menjaga ketersediaan air tanah, bisa dimulai dari diri sendiri. Misalnya, seperti oleh dikatakan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, tidak hanya gedung-gedung tinggi yang perlu memakai air perpipaan, tetapi mulai dari rumah sendiri. Uno mengaku, rumahnya yang berada di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, sebelumnya masih menggunakan air tanah walaupun sudah terlewati jaringan pipa dari PAM. Hingga beliau menyadari bahwa penggunaan air di rumahnya cukup besar, dan ini tentunya akan turut berdampak terhadap penurunan muka tanah dan ketersediaan air tanah. Berangkat dari kesadaran diri sendiri, pada tanggal 13 Maret 2018 lalu akhirnya Uno memasang meter air di rumahnya untuk seteruskan beliau akan menggunakan air yang disuplai oleh PALYJA. Uno juga mengatakan, tetangga-tetangganya masih banyak yang menggunakan air tanah secara masif. Padahal, sebagai kawasan yang bisa dibilang cukup elit, sudah sepatutnya masyarakat di daerah tersebut sudah berhenti menggunakan air tanah dan beralih ke air perpipaan.Selanjutnya Uno mengatakan, hal ini akan dijadikan suatu gerakan, yaitu gerakan penghentian penggunaan air tanah dan beralih ke air perpipaan.

Sandiaga Uno, selesai pemasangan pipa air perpipaan
Sandiaga Uno, selesai pemasangan pipa air perpipaan
Sandiaga Uno, selesai pemasangan pipa air perpipaan
Sandiaga Uno, selesai pemasangan pipa air perpipaan
Banyak cara untuk menjaga kelestarian air bersih. Sebagai warga perkotaan, mungkin sulit untuk mengembangkan macam-macam metode seperti membuat wetland atau membuat rain harvesting, tetapi bisa kita mulai dari hal sederhana dengan tidak membuang sampah sembarangan ke sungai, dan juga tidak lagi memanfaatkan air tanah secara masif. Isu mengenai air bersih sudah menjadi hal yang mendunia. Sebagai manusia, yang hidup bersama manusia lain di bumi, sudah sepatutnya kita tidak hanya memikirkan kebutuhan diri sendiri. Kita butuh air, manusia lain butuh air, hewan butuh air, tumbuhan butuh air, dan masih semua elemen yang hidup di bumi butuh air. Mari kita mulai dari diri sendiri untuk menghemat dan menjaga kelestarian air bersih di bumi. Selamat Hari Air Sedunia!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun