Parjo adalah sarjana teknik mesin lulusan kampus ternama di kampung asalnya. Orang tuanya sangat bangga anak tunggalnya sudah lulus sarjana dan dengan harapan membuncah di dada berharap Parjo bisa membuat Pak Lurah kampung mereka tidak memandang remeh lagi.
Ayah Parjo adalah pensiunan pegawai pemerintahan dengan gaji yang tidak seberapa, Ibu Parjo adalah ibu-ibu rumah tangga biasa yang berjualan kue di pasar dekat rumah.
Orang tua Parjo bermimpi anaknya bisa menjadi pejabat di Ibu Kota dengan gelar Sarjana Teknik Mesin. Mereka berharap Parjo bisa membuat mereka dipandang, dielu-elukan di kampung.
Harapan yang meletup-letup itu pun bukan tidak disadari Parjo ketika dia berangkat dengan naik Bus ke Ibu Kota dengan gagahnya dan yakin dia bisa mewujudkan mimpi Indah itu.
"aku yakin aku bisa menjadi pejabat di Ibu Kota," pikir Parjo sambil senyum-senyum sendiri.
Dia teringat sahabatnya di kampung yang sudah menjadi pengusaha di Ibu Kota, Budi, tahun lalu Budi pulang kampung dengan menyetir mobil ukuran Jip ukuran besar yang membuat semua orang di kampungnya terkagum-kagum.
"Sudah jadi orang besar ya si Budi," celetuk Pak Mahmud, Guru SD yang rumahnya tepat di depan rumah orang tua Parjo.
"Pasti kaya raya ya si Budi," ujar Bagyo, pedagang di pasar Klowor, rumahnya tepat di samping rumah orang tua Parjo.
"Jo, kapan kamu sukses kaya si Budi?" ucap Pak Mahmud sambil nyengir kuda.
"Doakan saja, Pak," sahut Parjo.