Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Kita Lebih Ingat Pengalaman Negatif dengan Lebih Jelas daripada Pengalaman Positif?

15 Mei 2021   08:27 Diperbarui: 15 Mei 2021   13:00 1346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Memori. Sumber: Photo by charan sai from Pexels

Ini menjelaskan kenapa banyak orang (atau malah semua orang, termasuk saya) selalu mengharapkan "happy ending" dan "memorable".

Ini sebabnya Tony Stark di Avengers End Game "terpaksa" harus berkorban demi umat manusia. Untuk memberikan moment finale yang tidak akan pernah dilupakan sekaligus sebagai penutup kisah 10 tahun perjalanan. 

Latar Belakang Peak-End Rule

Untuk memahami konsep Peak-End Rule ini tentunya kita harus belajar latar belakang yang mendasari konsep ini dan hubungannya dengan bias kognitif. 

Kita mulai dulu dengan definisi bias kognitif, yaitu kesalahan pemikiran sistematis atau rasionalitas dalam penilaian yang mempengaruhi persepsi kita tentang dunia dan kemampuan pengambilan keputusan. Pertama kali diperkenalkan oleh Amos Tversky dan Daniel Kahneman pada tahun 1972. 

Bias kognitif sebenarnya merupakan jalan pintas untuk meningkatkan efisiensi otak dengan memungkinkan kita membuat keputusan cepat tanpa perlu menganalisis situasi secara menyeluruh. 

Dasarnya adalah supaya kita lebih cepat dalam mengambil keputusan. Alih-alih lambat dalam mengambil keputusan, kita dapat terbantu oleh suatu respon otomatis di alam bawah sadar untuk membantu mempercepat berbagai hal. 

Tapi pada kenyataannya sering terbalik. Bias kognitif seringkali merusak pemikiran dan persepsi kita, yang pada akhirnya mengarah pada penilaian yang tidak akurat dan keputusan yang buruk. 

Apa Hubungannya Peak-End Rule dengan Bias Kognitif?

Peak-End Rule juga merupakan anggota keluarga besar bias kognitif. Dikenal juga sebagai bias memori, karena merusak daya ingat.  

"Merusak daya ingat?" Yep, karena kita mengingat peristiwa yang sangat emosional lebih dari peristiwa yang kurang emosional. Nah, ini berpengaruh pada cara kita memandang suatu pengalaman: kita mengingat bukan dari apa yang kita rasakan sepanjang pengalaman tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun