Mohon tunggu...
Nanda Pramesti Nariswari
Nanda Pramesti Nariswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Walisongo Semarang

Mahasiswi yang suka beropini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urgensi Agama dan Budaya pada Kehidupan Bermasyarakat

22 November 2021   20:48 Diperbarui: 22 November 2021   21:03 1510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada dasarnya agama dan budaya merupakan dua hal yang erat kaitannya pada kehidupan masyarakat. Tak jarang banyak pandangan yang menganggap agama dan budaya merupakan kesatuan yang utuh. Namun menurut kaidah, agama dan kebudayaan memiliki kedudukan masing-masing dan tidak bisa disatukan. Karena kedudukan tertinggi terletak pada agama dan dibawahnya ialah kebudayaan. Tetapi keduanya memiliki kaitan erat dalam kehidupan masyarakat.

Agama berperan sebagai pedoman serta tuntunan hidup manusia yang diciptakan oleh Tuhan. Sedangkan kebudayaan berperan sebagai kebiasaan tata cara hidup manusia, kebudayaan sendiri lahir atas daya cipta, rasa, dan karsa manusia yang telah dianugerahkan oleh Tuhan.

Kata "agama" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti prinsip kepercayaan kepada Tuhan. Artinya, melalui agama kita bisa belajar merawat serta mengatur hubungan seorang hamba atau sekelompok orang terhadap realitas tertinggi yakni Tuhan, kepada sesama manusia dan alam sekitarnya supaya mendapatkan hubungan humanis anatara sesama mahkluk hidup.

Sedangkan "budaya" sendiri memiliki arti pikiran, akal budi, adat istiadat. Dapat dipahami bahwa budaya adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat yang berkembang seiring dengan perkembangan evolusi batin, atau fisik manusia secara kolektif.

Hubungan manusia dan kekerabatan merupakan bagian yang lumayan penting pada kebudayaan manusia, karena manusia merupakan makhluk sosial. Masyarakat akan semakin kuat, langgeng, dan rekat apabila terdapat persamaan dalam urusan agama. Dengan banyaknya  ritual dalam agama tersebut, maka manusia akan melepaskan kepentingan individunya dan larut dalam kepentingan bersama. Hubungan semacam ini menurut sosiologi diistilahkan dengan gameinschaft, hubungan paguyuban tanpa pamrih yang didasarkan kepada keikhlasan dan kemanusiaan.

Contohnya seperti kalangan bangsa Arab jahiliyah, apabila seorang dari anggota suku membunuh anggota dari suku yang lain, dan dimaafkan dari qisas, maka denda wajib dibayarkan bagi keluarga pembunh. Hal tersebut merupakan bukti solidaritas tinggi antara keluarga pembunuh yang menanggung malu bersamaan dengan pembayaran denda.

Pengaruh kehidupan beragama serta kepercayaan kepada hal ghaib dikalangan masyarakat juga terdapat dalam mengais rezeki atau bekerja. Contohnya seperti bertani, sebelum masyarakat turun kesawah, beberapa masyarakat  akan melakukan ritual seperti sesajen, selain itu juga ada yang berdoa menurut kepercayaan mereka masing-masing. Selain itu, agama juga mengajarkan bahwa mencari rizqi sama seperti mencari karunia Tuhan.

Umat beragama diperintahkan untuk menjalankan usaha yang produktif. Dalam melakukan usaha tersebut, harus diperhatikan norma halal dan haram. Usaha mencari rizqi dikaitkan dengan Tuhan, diharapkan dapat memberikan harapan optimis dan dimaksudkan untuk tidak melakukan penipuan, merampas hak orang lain, serta dapat menjaga diri untuk tetap mengais rizqi dengan cara halal.

Namun, pada fenomena sosial umat beragama terkadang ditemukan pemerasan dan penipuan. Tentunya hal tersebut dilakukan karena mereka cuma beragama simbolik tanpa makna. Beragama sebagai simbol biasanya digunakan untuk kepentingan kekuasaan dan politik, tak jarang pula untuk kepentingan ekonomi dan materi. Selain disebabkan oleh iman yang lemah untuk menjaga prinsip, bermacam pelanggaran juga disebabkan karena faktor sosial, kecemburuan sosial dan lain sebagainya.

Agama juga memiliki peran mengatur segala masalah (tak terkecuali dalam agama islam), mengatur segala probelmatika kehidupan dari yang sangat kecil (seperti bersuci ataupun buang hajat) hingga permasalahan yang rumit (seperti pembagian harta waris). Sehingga dari sini, kebudayaan memliki peran yang urgen, supaya agama menjadi kebiasaan manusia yang mencerminkan masyarakat yang agamis, mempunyai keinginan yang kuat untuk melangkah maju supaya dapat membiasakannya pada kegiatan sehari-hari, sehingga dapat menjadi akhlak  baik serta dapat menjadi kebudayaan pada masyarakat tersebut.

Agama dan kebudayaan saling berkaitan erat satu sama lain dalam kehidupan bermasyarakat. Jikala budaya maupun agama diartikan sebagai sesuatu yang terlahir di dunia, maka manusia ingin atau tidak ingin harus menerima warisan tersebut, hal tersebut tentunya akan terasa berat bagi setiap individu. Berbeda ketika sebuah agama dan kebudayaan dinilai sebagai proses, tentu kedepannya akan bergerak menjadi sebuah prinsip, merubah keadaan yang sebelumnya kurang etis menjadi lebih baik lagi dan akan membuat kehidupan bermasyarakat menjadi lebih harmonis.

Redaksi : Achmad Alfian Afandi (Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun