Mohon tunggu...
Nanda Alfan Kurniawan
Nanda Alfan Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis tertarik pada topik sosial, konseling dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menggugah Kearifan Lokal Konselor SMA Se-Madura dalam Pelaksanaan Layanan Konseling Naratif

1 November 2022   20:29 Diperbarui: 1 November 2022   20:50 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekayaan kearifan lokal Madura mengundang Tim Pengabdian Universitas Negeri Malang (UM) untuk melakukan pelatihan konseling naratif kepada konselor Se-Madura. Gagasan ini di prakarsai oleh Prof. Dr. Nur Hidayah M.Pd. sebagai ketua Tim Pengabdian. Ikut tergabung didalam Tim Pengabdian adalah Dr. M. Ramli., M.A., Drs. Lutfi Fauzan, M.Pd. dan Mahasiswa pendamping. 

Konseling Naratif merupakan model terapiutik yang praktis dalam pelaksanaan karena berisi kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan oleh manusia dalam rutinitasnya, yaitu kegiatan bercakap-cakap serta menulis. Konseling naratif pertama kali di munculkan oleh Michel White dan David Epson (1990) yang berasal dari Australia. 

Asal muasal pelaksanaannya, konseling naratif berfokus pada kemampuan manusia untuk berpikir kreatif dan imajinatif sesuai dengan pengalaman hidup yang menghasilkan narasi-narasi cerita. Aplikasi pelaksanaan konseling naratif digemari oleh sebagian besar konselor di Indonesia, termasuk di Pulau Madura.

Satu hal yang penting diperhatikan adalah latar fitur konseling naratif berkembang dalam komunitas budaya barat, sedangkan kultur lokal tidak selalu berkesesuaian dengan budaya barat. Oleh karena itu, Tim Pendabdian Dosen UM mencoba memfasilitasi pengguaaan kekayaan kearifan lokal Madura dalam pelaksanaan konseling naratif dengan tetap menjaga konsep-konsep dasar layanan bimbingan dan konseling persekolahan. 

Kegiatan dikemas dalam rangkaian pelatihan yang disusun bersama ketua Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) ibu Sri Tarwiyati, S.Pd. yang ikut hadir bergabung dengan para peserta pelatihan. Kepala Cabang Dinas Pamekasan bapak Slamet Goestiantoko, M.Si. juga turut hadir untuk secara simbolis membuka acara pelatihan bersama Tim Pengabdian dan seluruh peserta. 


Peserta pelatihan berasal dari sekolah tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Madura yang terdiri dari wilayah Bangkalan 10 peserta, Sampang  peserta, Pamekasan 14 peserta, dan Sumenep  peserta dengan total peserta hadir dala pelatihan adalah 39 peserta.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri

Kegiatan pelatihan konseling Naratif berbasis kearifan lokal dibagi kedalam empat agenda utama yang masing masing didampingi oleh narasumber ahli. 

Sebelum memulai pelatihan, fasilitator menginstruksikan kepada peserta untuk mengerjakan pretest berkenaan dengan wawasan diri terhadap konseling berbasis kearifan lokal. Tujuannya agar peserta diakhir sesi pelatihan memperoleh makna belajar yang utuh. 

Agenda pertama yakni membekali pemahaman konseling naratif kepada peserta pelatihan yang disampaikan oleh Drs. Lutfi Fauzan, M.Pd. melalui jalur online berbantuan aplikasi Zoom. 

Situasi pelatihan ini dimaksudkan supaya peserta memiliki pengalaman belajar yang lebih bervariasi dan tidak sekedar bertatap muka secara langsung seperti rutinitas pekerjaan disekolah. Drs. Lutfi Fauzan, M.Pd. dalam materinya menjabarkan proses-proses konseling, prspektif konseling dalam memandang manusia dan masalah sebagai dua bagian terpisah, serta contoh pelaksanaan konseling naratif disekolah.

Dokpri
Dokpri

Agenda kedua pelatihan adalah pemahaman nilai-nilai kearifan lokal kepada peserta yang disampaikan oleh Prof. Dr. Nur Hidayah M.Pd. Muatan materi pelatihan yang disampaikan beberapa diantaranya adalah hasil-hasil karya penelitian terdahulu yang telah menghasilkan produk-produk konseling berbasis kearifan lokal, termasuk kearifan lokal madura yakni nilai-nilai Bhupa', Bhabu', Ghuru, Rato' dalam parebhasan Madhura.

Produk kearifan lokal parebhasan Madhura menjadi penekanan yang ingin di tegaskan kepada peserta pelatihan, karena pada dasarnya perilaku bercakap-cakap dengan parebhasan Madhura sudah sering dilakukan dalam rutinitas kehidupan sehari-hari. 

Hanya saja potensi ini dirasa masih belum diundang oleh konselor kedalam ruang layanan konseling ketika memberikan layanan kepada siswa. Prof. Dr. Nur Hidayah M.Pd. juga meyakinkan kepada peserta pelatihan bahwa bekal-bekal Parebhasan Madhura maupun nilai-nilai kearifan Madura lain juga dapat membantu keberhasilan konseling disekolah.

Dokpri
Dokpri

Pelatihan agenda ketiga dilanjutkan bersama Dr. M. Ramli., M.A. dengan kegiatan mengkonstruksi konseling Naratif bermuatan Parebhasan Madhura. 

Sebagaimana diketahui bersama bahwa Parebhasan Madhura adalah bagian dari perilaku rutinitas, maka pada kesempatan ini, Dr. M. Ramli., M.A. mengajak peserta untuk menciptakan bentuk-bentuk kalimat Parebhasan Madhura yang mudah di pahami lalu mencoba mengucapkan Parebhasan tersebut sebagai bagian dari percakapan konseling yang ramah bersama siswa. 

Hal ini didasari realitas bahwasanya perjumpaan konseling naratif yang telah berkembang dalam kerangka budaya barat selama ini kurang memberikan situasi nyaman bahkan cenderung introgatif salah satunya karena faktor bahasa antara konselor dan konseli. 

Peluang tersebut dapat ditmpuh dengan menggunakan Parebhasan Madhura yang memang sudah familiar di telinga masyarakat se-Madura dan mampu menghadirkan rasa nyaman karena bahasa yang jauh dari istilah introgatif.

Dokpri
Dokpri

Agenda terakhir pelatihan konseling Naratif berbasis kearifan lokal bagi konselor SMA Se-Madura adalah praktik konseling secara peer counseling. Mahasiswa UM yang dilibatkan dalam Tim Pengabdian menjadi fasilitator untuk mendampingi proses kegiatan peer counseling yang dikerakan oleh peserta pelatihan. 

Antusiasi peserta dapat dirasakan ketika situasi ruang Aula SMA Negeri 4 Pamekasan sontak menjadi ramai dengan kalimat-kalimat Parebhasan Madhura.

Peer counseling dilakukan dengan durasi lebih dari 60 menit untuk memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya bagi peserta untuk mengalami sendiri aktivitas perjumpaan terapiutik dalam layanan konseling naratif berbasis kearifan lokal mulai awal hingga akhir konseling. 

Agenda pelatihan diakhiri dengan pengisian postest dan refelksi yang didampingi oleh para pemateri. Tujuannya adalah bersama-sama memahami cara konseling bekerja dengan muatan nilai-nilai kearifan lokal dan manfaatnya bagi peningkatan kinerja konselor disekolah.

Dokpri
Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun