Mohon tunggu...
Nay Yuripatasha
Nay Yuripatasha Mohon Tunggu... Editor - Nayla Yuripatasha Komaruddin

SMP Labschool Rawamangun's Student

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mari Sapu Bersih Sampah bersama Hingga Tak Tersisa

14 Februari 2019   11:24 Diperbarui: 15 Februari 2019   16:22 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Udara dingin pagi hari menyelimuti tubuhku. Aku menarik selimut, namun alarm yang sebenarnya tak ingin kunyalakan berdering memenuhi kepalaku. Aku mendorong selimut dan bantal yang menumpuk tubuhku dalam balutan piama. Tanganku baru saja ingin membanting alarm itu ke lantai guna menghentikan suaranya, namun aku baru saja ingat bahwa alarm itu adalah handphoneku sendiri. Lantas, karena sudah melek, aku terpaksa untuk mendorong tubuhku sendiri untuk bersiap siap mandi dan berangkat ke sekolah.

Bunyi langkah kakiku bergema di koridor Labschool yang bisaa dikatakan masih kosong. Penghuni-penghuni Labschool pasti masih dalam perjalanan mereka menuju rumah keduanya.

Aku sampai di dipan sebuah pintu kayu cokelat. Aku mendongak ke atas, label kelas 7F terpampang jelas.

Jemariku meraba engsel pintu dan mengayunkannya hingga terbuka. Cahaya yang timbul karena lampu kelas menyeruak masuk ke pandanganku dan memecah lamunanku. Aku tersentak karena tak sadar telah tertidur di ambang pintu.

Teman-temanku yang datang lebih awal dariku -- atau sebut saja "anak anak rajin" menatap heran akan tingkah lakuku. Aku hanya melemparkan senyum canggungku kepada mereka, lalu melangkahkan kakiku memasuki kandang 7F (baca: kelas).

Tanpa kusadari aku baru saja menimbulkan bunyi berdecit ringan. Aku menengok ke bawah, mencari asal suara itu. Sepatuku baru saja menginjak sebuah botol plastik bekas dan aku langsung memperkirakan dua kemungkinan.

Kemungkinan pertama, manusia-manusia yang dapat jadwal piket kemarin hari tidak bekerja atau tidak membersihkan kelas dengan benar. Nah, kalau begitu aku akan mengingatkan benadahara untuk menagih denda.

Kemungkinan kedua, manusia-manusia ini, yang sudah datang lebih dulu dariku baru saja menyampah. Kalau begitu, biar ku ingatkan kalian yang mungkin merasa pernah melakukannya dan diriku sendiri yang barangkali pernah melakukannya. Begini, SEKARANG JAM 6 PAGI DAN KALIAN SUDAH MENYAMPAH? Maaf soal yang tadi, kami benar-benar butuh pencerahan soalnya.

Aku memungutnya dan membuangkan ke tempat sampah yang berada tepat di depan kelas, lalu masuk kembali dan menaruh tasku di atas kursi.

Jam pelajaran dan jam istirahat lewat begitu saja seperti biasanya. Tidak ada hal menarik---kecuali jika jumlah sampah bertembah dikategorikan sebagai hal yang menarik. Ya, maka, ada hal yang menarik.

Jam pulang berdering. Tanda itu adalah isyarat yang sudah khas yang berbunyi: "silahkan pulang" atau mungin sebagian murid yang bandel mengartikannya sebagai : "Silahkan berhamburan keluar kelas".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun