"Aku sudah muak!", kata suamiku dengan lantang.
Kemudian ia mengambil semua pakaianku dilemari dan memasukkannya secara paksa ke dalam koper, dan begitu tergesa-gesa.
Aku hanya bisa berdiri diam, memandangnya dengan mata nanar penuh emosi.
Kepalaku begitu sakit menahan emosi yang bergejolak.
Dari sekian kemarahan yang ada, baru saat itu aku benar-benar ingin ia segera enyah dalam hidupku.
***
Eldo, pria yang dulu kucintai dan kagumi, merupakan seorang yang tegas dan pengayom. Setidaknya itulah yang kulihat ketika mengenalnya.
Aku begitu merasa dicintai dan dilindungi ketika bersamanya.
Ada rasa bangga saat bersama dengannya. Ada rasa bahagia ketika ia begitu percaya padaku mengenai urusan pekerjaan. Rasa percaya yang belum pernah kudapatkan dari keluargaku, terutama mama.
Dalam lingkungan kerja, Eldo termasuk orang yang dihormati. Ya, ia dulu atasanku.Â