Tidur saat Maghrib, itu selalu dilarang ketika saya masih kecil.Â
Katanya, banyak yang "keluyuran" kalau sudah Maghrib, nanti saya bisa "dibawa" kalau sampai tidur, karena tidur itu memposisikan kita dalam keadaan tidak sadar. Cerita tentang hantu yang memakan anak kecil pun diceritakan membuat saya ketakutan dan tidak berani tidur saat Maghrib.Â
Kalau orang dewasa, tidak apa-apa tidur di saat Maghrib, karena sudah besar, bisa menjaga diri. Hati saya sebagai anak kecil berkata, "Enak ya orang gede, pengen cepet-cepet gede". Tapi ketika saya melihat bayi yang baru lahir tidur saat Maghrib, baik-baik saja, tiba-tiba pikiran saya berubah, "Wah dikibulin ini meh."
Sampai suatu hari mitos tidur tidak boleh saat Maghrib pun terbukti benar adanya. Mungkin ini karma karena curiga pada perkataan orang tua, makanya ditunjukkan bahwa saya tidak dikibuli. Hehe.
Saat itu saya menginap di rumah saudara saya. Saudara saya ini seumuran dengan saya kala itu sekitar 12 tahun kalau tidak salah. Ia berkulit sawo matang, berambut seperti mangkok, dan tinggi langsing.Â
Karena ada urusan, Kakek mengajak saudara saya ke kantornya dari pagi. Saya dirumah bersama adik, ayah dan nenek.
Sorenya, saya dan adik bermain game nitendo di ruang keluarga. Ayah saya duduk selonjor di sofa. Posisi beliau ada dibelakang kami. Tidak lama kami bermain, terdengar suara dengkuran ayah.
Adik segera membangunkan ayah karena Adzan Maghrib sudah terdengar. Ayah bangun sebentar, kemudian memarahi adik, dan melanjutkan tidur. Saya dan adik jadinya langsung kembali bermain game.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah. Pintu tersebut posisinya tidak jauh dari ruang keluarga. Disebelah pintu ada jendela besar, jadi kita bisa mengintip siapa yang datang sebelum membuka pintu. Ketukan kedua pun terdengar, dan ada suara panggilan "Sssttt..". Saya segera menghampiri pintu tersebut, dan mengintip siapa yang mengetuk.
Kaget sekali tiba-tiba melihat wajah saudara saya menempel di jendela. Saya pun tertawa menutupi kaget dan segera membuka pintu. Adik saya yang juga melihatnya juga ikut menyambut saudara saya.
Ketika saya membuka pintu, saudara saya lari dan tiba-tiba menghilang. "Cepat sekali hilangnya", itu yang ada di pikiran saya. Adik saya pun juga bertanya kemana saudara saya.