Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Raih Prestasi Anak secara Maksimal Sesuai dengan Jenis Kecerdasannya

3 Juli 2019   13:12 Diperbarui: 3 Juli 2019   13:31 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam waktu 1 bulan, mereka berdua sudah bisa sama-sama menulis huruf tanpa titik-titik. Walaupun masih kurang rapi, tapi untuk anak seusia mereka, mereka sudah memiliki kemajuan yang banyak. Yang membedakan, binar di mata A ketika disuruh belajar sangat berbeda dengan B.

A benar-benar menjadi malas, bahkan melakukan pelajaran apapun harus agak dipaksa sedikit. Ia tidak bergairah sama sekali dalam belajar. Berbeda dengan B, ia merasa sekolah sangat menyenangkan baginya. Ia bisa mengeksplorasi, mengobservasi hal-hal yang membuat ia penasaran, kemudian ia juga sangat kreatif dalam belajar. Semua hal bisa dia jadikan Choo Choo Train (kereta api mainan). Itu adalah cara ia menangkap pelajaran.

Kegairahan mereka dalam belajar ternyata sangat berpengaruh ketika mereka menyerap pengetahuan yang didapat. A kurang antusias dalam menjawab pertanyaan, dan seperti memblok pikirannya ketika diajari. B sangat antusias terhadap pengetahuan baru dan bisa menjawab pertanyaan dengan baik dan kreatif.

Melihat hal tersebut, saya langsung mengubah pola pengajaran saya terhadap A. Saya menggunakan pendekatan yang disesuaikan dengan jenis kecerdasan A. 

Karena memang dasarnya A ini sudah bisa berbahasa yang baik dan benar, dalam waktu 1 bulan, ia sudah bisa menulis huruf tanpa tuntunan. Bahkan saat itu, ia sangat antusias sekali dalam belajar, semua alat yang ada, dia buat menjadi huruf. Ketika saya mulai mengajarkan susunan kata, dengan mudah ia bisa menangkapnya, dan segera menyusunnya, tanpa saya harus membimbing dalam waktu yang lama.

Melihat perkembangan mereka yang seperti itu, saya sangat iri sekali. Mereka akan menjadi orang yang sangat pintar, jauh diatas saya. Hehe...

Hanya saja, tuntutan orang tua A yang mengharuskan anaknya sudah bisa membaca dan menulis dengan lancar, belum terealisasi dengan sempurna. Perlu latihan lebih banyak lagi, namun saya merasa lega orangtuanya sudah cukup senang melihat anaknya memiliki keinginan yang tinggi untuk belajar secara mandiri, tanpa harus diminta lagi.

Gairah yang tinggi untuk membaca
Setiap hari Jumat, anak-anak memiliki sesi membaca buku. Diawali dengan story telling dari guru terlebih dahulu, sambil terlihat memegang buku. Agar mereka paham guru sedang menceritakan isi buku. Biasanya guru memakai puppet untuk bercerita dan meniru suara-suara tokoh yang ada dalam buku.

Anak-anak sangat senang melihatnya.

Ketika sudah selesai, anak-anak harus membawa buku untuk dibawa pulang. Baca dirumah, kemudian hari Senin, anak akan bergantian menceritakan kembali dengan caranya sendiri. Tidak perlu persis sama, yang terpenting mereka memiliki keberanian untuk tampil depan teman-temannya, dan saling berbagi isi cerita dalam buku.

Berdasarkan laporan dari para orang tua, anak-anak tersebut sangat antusias untuk minta dibacakan buku begitu pulang sekolah. Mereka akan mendengarkan dengan seksama, agar bisa menceritakannya kembali kepada teman-temannya nanti di hari Senin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun