Ketidaksetaraan gender di lingkup kampus menjadi isu yang semakin penting dalam dunia Pendidikan tinggi. Meskipun kesetaraan gender telah menjadi fokus perhatian, faktanya masih terdapat banyak kasus diskriminasi gender dan tantangan yang harus dihadapi terutama dalam menciptakan lingkungan yang inklunsif bagi semua individu tanpa memandang gender. Keadaan ini merupakan urgensi untuk mengubah pola pikir civitas akademik baik dosen maupun mahasiswa, Dimana setiap orang baik laki-laki maupun perempun mempunyai hak yang sama untuk berpartisipasi dan berkontribusi tanpa dibatasi oleh sterotip. Oleh karena itu, ditegaskan pentingnya kesetaraan gender yang harus ditanamkan sejak dini, sehingga generasi selanjutnya dapat membangun kampus yang lebih adil dan setara.
   Ada begitu banyak kasus yang terjadi mengenai ketidaksetaraan gender dalam ranah kampus misalnya, dikalangan mahasiswa kandidat pemimpin organisasi selalu di dominasi oleh laki-laki. Minimnya peran Perempuan dalam kekuasaan sebagai seorang pemimpin, bahkan dalam pengisian divisi pun dimana setiap divisi dalam organisasi lebih di dominasi oleh kalangan laki-laki sebagai koordinator setiap divisinya. Walaupun tidak semuanya seperti itu, akan tetapi fenomena ini hampir terjadi di setiap organisasi di kampus. Padahal dalam konsep gender kesetaraan bukan dilihat dari fisik, akan tetapi dari sisi kompetensi dari masing-masing individu tanpa latar belakang sex atau jenis kelamin. Beberapa pernyataan tersebut sangat bertentangan dengan konsep gender. Hal ini terbukti, bahwa kesetaraan gender di sebuah kampus-kampus masih terjadi.
   Hal ini civitas akademik memiliki peran yang krusial dalam menciptakan yang adil dan inklusif. Dosen harus menjadi teladan dalam menerapkan prinsip-prinsip kesetaraan gender dan menintgrasikannya dalam pengajaran. Sementara itu, mahasiswa diharapkan aktif memperjuangkan kesetaraan gender melalui organisasi dan kegiatan sosial. Kolaborasi antara dosen dan mahasiswa dapat menjadikan kampus sebagai model kesetaraan gender, tidak hanya dalam ranah Pendidikan, tetapi juga di Masyarakat luas. Untuk itu adanya upaya Sebagai mahasiswa dimana kita memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam menciptakan kesetaraan gender. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengusahakan penerapan strategi-strategi yang efektif dalam membangun kesetaraan gender. Berikut beberapa strategi membangun kesetaraan gender di lingkungan kampus diantaranya.
   Â
1. Adanya Pendidikan dan Kesadaran
  Mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki kewajiban untuk menyebarkan informasi tentang kesetaraan gender. Melalui kegiatan sederhana seperti diskusi, atau seminar edukasi tentang kesetaraan gender dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender dalam kehidupan sehari-hari.
2. Adanya Gerakan Advokasi dan Aktivisme
  Peran mahasiswa untuk terus aktif dalam berbagai kegiatan seperti advokasi dalam rangka mengumpulkan aspirasi dan suara-suara keresahan terhadap isu ketidaksetaraan gender di kampus yang dimana Gerakan ini mendorong perubahan kebiojakan yang mendukung kesetaraan gender.
3. Pembentukan Komunitas yang Inklusif
  Salah satu strategi dalam mewujudkan kesetaraan gender di lingkup kampus yaitu menciptakan komunitas inklusif yang dapat membantu menyebarluaskan kesetaraan dan menghormati hak-hak individu. Ini menjadi strategi yang relevan dimana mahasiswa haruss berkontribusi membangun lingkungan yang mendukung semua pihak tanpa batas gender.
4. Mendukung Keterwakilan di Posisi Kepemimpinan