Mohon tunggu...
Namiroh Ayu Ningtiyas
Namiroh Ayu Ningtiyas Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Universitas Airlangga

Merupakan mahasiswa baru Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ancaman Gula Berlebih Terhadap Risiko Diabetes pada Anak Muda

12 September 2025   20:26 Diperbarui: 12 September 2025   20:26 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di era modern seperti ini, gaya hidup anak muda semakin dipengaruhi oleh tren mengonsumsi makanan dan minuman instan yang serba praktis. Salah satu peristiwa yang mencolok yaitu meningkatnya konsumsi gula, banyak minuman kemasan yang menggunakan pemanis diantaranya kopi susu kekinian, dan makanan cepat saji yang tinggi kalori, dengan kondisi seperti ini timbul lah istilah "Generasi Manis" yang menggambarkan kelompok anak muda konsumsi gula berlebihan. Konsumsi gula berlebih akan berdampak serius terhadap kesehatan, terutama risiko diabetes mellitus tipe 2 pada usia muda.

Di Indonesia, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018) menunjukkan bahwa kejadian diabetes pada kelompok usia 15 tahun ke atas mencapai 10,9%. Peningkatan ini berhubungan dengan perubahan pola makan, gaya hidup malas bergerak, serta minimnya kesadaran bahaya konsumsi gula berlebih.

Sebenarnya gula dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi tetapi, bila dikonsumsi berlebihan, akan menimbulkan masalah yaitu meningkatkan kadar glukosa dalam darah, memaksa pankreas menghasilkan insulin yang lebih banyak. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka tubuh akan mengalami resistensi insulin yang menjadi pintu utama menuju diabetes tipe 2 (Hu, 2013). Selain itu obesitas, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular juga berkaitan erat dengan pola kensumsi gula berlebih.

Pola konsumsi gula di kalangan anak muda adalah pengaruh gaya hidup modern. Studi Popkin & Hawkes (2016) menunjukkan bahwa minuman yang menggunakan pemanis gula menyumbang kalori kosong yang signifikan, dan tidak memberikan nutrisi tetapi meningkatkan obesitas dan diabetes, dampaknya tidak langsung terlihat, melainkan bertahap dalam jangka panjang.

Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, fakta "Generasi Manis" merupakan masalah serius yang memerlukan intervensi komprehensif. Pertama, edukasi gizi menjadi langkah penting. Kedua, peraturan pemerintah juga diperlukan, seperti penerapan pajak pada minuman yang menggunakan pemanis. Kebijakan serupa terbukti efektif dalam menurunkan konsumsi minuman manis di Meksiko dan Inggris (Colchero et al.,2016).

Selain peraturan dan edukasi, perubahan gaya hidup juga menjadi kunci paling utama. Anak muda perlu disarankan untuk mengurangi konsumsi minuman manis, memilih makanan sehat, serta meningkatkan aktivitas untuk menjaga metabolisme tubuh agar tetap seimbang. Peran keluarga juga sangat dibutuhkan dalam membentuk kebiasaan makan sehat sejak dini.

Tantangan terbesar adalah kuatnya promosi produk tinggi gula yang menyasar anak muda. Promosi minuman kekinian sering kali dibungkus dengan keren dan tren hidup, sehingga bagi anak muda sulit menolak. Oleh sebab itu, promosi kesehatan juga perlu dikemas dengan pendekatan sesuai dengan dunia anak muda. "Generasi manis" adalah wujud nyata bahwa gaya hidup modern dapat membawa akibat kesehatan serius. Melalui edukasi, regulasi, serta perubahan gaya hidup, risiko diabetes pada anak muda bisa berkurang. Jika tidak ada langkah nyata, maka generasi produktif hari ini berisiko besar menjadi generasi penderita diabetes di masa yang akan datang,

KATA KUNCI: Diabetes, Edukasi, Obesitas

DAFTAR PUSTAKA

Colchero, M.A., Rivera-Dommarco, J., Popkin, B.M. and Ng, S.W., 2016. In Mexico, Evidence of Sustained Consumer Response Two Years After Implementing A Sugar-Sweetened Beverage Tax. Health Affairs, 35(3), pp. 564--571.

Hu, F.B., 2013. Resolved: there is sufficient scientific evidence that decreasing sugar-sweetened beverage consumption will reduce the prevalence of obesity and obesity-related diseases. Obesity Reviews, 14(8), pp. 606--619.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun