Mohon tunggu...
Najwa Kayla
Najwa Kayla Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

artikel yg menarik menurut saya tentang lifestyle

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan antara Agama sebagai Sebagai Keyakinan dan Kesehatan

30 Januari 2023   20:31 Diperbarui: 30 Januari 2023   20:33 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada zaman dahulu ketika tekhnologi belum dikenal oleh masyarakat umum secara luas setiap penyakit yang diderita oleh manusia sering sekali dikait-kaitkan dengan hal-hal yang berbau spiritual dan alam gaib, setiap penyakit dihubungkan dengan gangguan makhluk halus, oleh karena itu orang yang sakit lebih memilih berobat kedukun atau orang pintar yang dianggap bisa berkomunikasi langsung dengan makhluk halus ketimbang berobat ke tabib yang mengerti tentang jenis penyakit berdasarkan ilmu perobatan.

Pergeseran zaman dan kemajuan tekhnologi tidak dapat terelakkan lagi, saat ini penyakit sudah dapat dilihat dan diobati dengan obat-obatan yang bagus dengan menggunakan metode pengolahan canggih, perkembangan ilmu pengetahuan dapat lebih menspesifikkan penyakit-penyakit tersebut. Ada penyakit yang bersumber dari virus, bakteri atau baksil-baksil sehingga untuk mengobatinya membutuhkan obat-obatan medis, tetapi ada juga penyakit yang bersumber dari jiwa atau hati suatu individu, jadi secara fisik individu tersebut tidak terkena virus, bakteri atau baksil-baksil, namun pada kenyataannya individu tersebut sakit. Penyakit tersebutlah yang dinamakan dengan penyakit hati atau penyakit mental, untuk mengatasi penyakit tersebut diperlukan menejemen hati atau mental yang baik sehingga dapat membentuk kesehatan mental yang berimbas pada kesehatan secara fisik individu tersebut.

Pengertian agama menurut J.H. Leuba, agama adalah cara bertingkah laku, sebagai system kepercayaan atau sebagai emosi yang bercorak khusus. Sedangkan definisi agama menurut Thouless adalah hubungan praktis yang dirasakan dengan apa yang dia percayai sebai mahluk atausebagai wujud yang lebih tinggi dari manusia. Dalam mengkaji aspek-aspek kesehatan dalam agama, ada dua hal yang perlu diperhatiakan. Pertama, ajaran agam secara normative (das sein). Kedua, ada perilaku keagamaan yang riil atau tampak dan dilakukan oleh masyarakat. Berdasarkan penilaian pemikiran ini, maka dapat dikemukakan bahwa pada sisi normatif,  agama memberikan ajaran atau panduan tentang pentingnya menjagakesehatan, sedangkan dari sisi perilaku nyata ada penganut yang tidak memerhatikan aspek kesehatan.

Kemudian dalam pemahaman yang ekstrem tekstual ada yang berpendapat bahwa masalah kesehatan berbeda dengan masalah agama. Dan masalah keagamaan tidak perlu dikaji dari kesehatan. Kegiatan keagamaan harus tetap dilandasi dengan iman. Sejatinya didalam aspek kehidupan manusia mengandung aspek--aspek kesehatan, termasuk dalam kegiatan keagamaan. Nah selanjutnya kita membahas tentang hubungan agama dan kesehatan

Hubungan Agama dan Kesehatan antara lain :

a. Saling berlawanan

Agama dan kesehatan muncul sebagai dua bidang yang saling berlawanan. Dalam batasan tertentu, hal ini menunjukkan bahwa apa yang dianjurkan dalam bidang kesehatan, tidak selaras dengan apa yang dianjurkan dalam agama. Misalnya mengenai terapi dengan urine (khusus islam), pengobatan dengan hal yang memabukkan atau pencegahan HIV/AIDS melalui kondom.

Dalam hail ini urine dalam islam adalah sesuatu yang bersifat najis. Oleh karena itu terapi kesehatan menggunakan urine sesungguhnya merupakan sesuatu hal yang bertentangan. Sedangkan promosi tentang pengunaan kondom untuk menghindarkan diri dari sebaran HIV/AIDS merupakan satu program yang memiliki irisan moral dengan agama. Program ini di apresiasi oleh kalangan agama, sebagai kebijakan yang membuka peluang perilaku pergaulan bebas (free sex) atau secara implisit kebijakan itu seolah berbunyi "bolehkan free sex asalkan pakai kondom". Pemaknaan seperti inilah yang membuat kebijakan penggunaan kondom ini potensial mendapat perlawanan dari kalangan agama.

b. Saling mendukung

Agama dan ilmu pengetahuan kesehatan memiliki potensi saling mendukung. Contoh adalah orang yang hendak melaksanakan ibadah haji (islam) membutuhkan peran tenaga medis untuk melakuka general check up kesehatan supaya kegiatan ibadah haji dapat berjalan dengan baik.

Contoh lain, yaitu tradisi puasa atau diet merupakan salah satu terapi yang telah diakui oleh kalangan medis dalam meningkatkan kesehatan. Oleh karena itu, ajaran agama sejatinya memiliki potensi untuk memberi dukungan terhadap kesehatan dan begitu pun sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun