Mohon tunggu...
Najmie Zulfikar
Najmie Zulfikar Mohon Tunggu... Administrasi - Putra : Hamas-ruchan

Pe[ngen]nulis | Konten Kreator YouTube | Channel : James Kalica

Selanjutnya

Tutup

Money

Ogah Ribet, di BTN-in Aja

17 Februari 2019   11:15 Diperbarui: 17 Februari 2019   11:27 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemunculan teknologi berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia. Derasnya percepatan informasi, arus globalisasi dan menjamurnya e-commerse adalah salah satu bukti keberadaan teknologi. Keberadaan teknologi mampu menghapus sekat pemisah ruang dan waktu. Menekan beban produksi dan memberikan layanan kemudahan konsumen.

Menjamurnya e-commerse sebagai ekonomi digital adalah salah satu contoh babak baru dalam inovasi teknologi. Hasil publikasi McKinsey Global Institute (MGI) menjelaskan bahwa Era baru "Persaingan-global" memungkinkan perusahaan mencapai pasar internasional dengan model bisnis yang kurang padat modal. Negara-negara di dunia tidak tinggal diam untuk menghadapi perang dagang global. Mereka yang bersiap, sudah pasti menjadi penguasa pasar. Dan mereka yang belum siap, akan berada di pusaran pasar. Fenomena ini telah diantisipasi diberbagai negara dan mereka sedang menata ulang regulasi baru dalam menentukan kebijakan agar dapat bersaing dengan era baru ini.

"Ekonomi digital merubah ekonomi global, memungkinkan industri kecil menjadi industri multinasional mikro dengan elastisitas dan dinamika yang mereka miliki" tutur Agus Prasetyono, Staff Ahli Menristek Dikti. Keberadaan ekonomi digital di Indonesia dampaknya sangat dirasakan. 

Industri rumahan seperti makanan, minuman, fashion, dan lain sebagainya yang tergolong sebagai industri mikro dahulu kalah bersaing dengan industri makro. Sekarang kenyataannya industri mikro yang diakomodir dalam start up mampu bersaing di pasaran dan berhasil melahirkan sebuah unicorn.

Perputaran nilai ekonomi dalam unicorn yang melebihi 1 milyar rupiah adalah cerminan keberhasilan ekonomi digital. Dengan multi player effect mendorong pelaku usaha untuk berinovasi dengan teknologi sehingga menghasilkan unicorn-unicorn baru di bidannya masing-masing. 

Lahirnya unicorn-unicorn baru mengubah socio-culture masyarakat. Seperti halnya, untuk mendapatkan tiket kereta kita harus datang ke stasiun namun sekarang kita cukup memperolehnya melalui aplikasi pesan tiket. Kita ingin belanja pakaian tidak perlu datang ke mall cukup dengan menggunakan aplikasi belanja on line.

Era digitalisasi bank

Perkembangan teknologi juga merambah ke sektor perbankan. Perbankan juga mulai berevolusi digital agar dapat menapaki era baru ini. ATM, internet banking, mobile banking, video banking, phone banking, dan SMS banking adalah contoh produk yang dihasilkan untuk memudahkan nasabah dalam bertransaksi maupun membayar tagihan. Tidak dapat dipungkiri keberadaan perbankan tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Yang ada dibenak saya, apakah ada bank yang menjadi sahabat keluarga? Yang memudahkan kegiatan bertransaksi, mewujudkan rumah impian dan impian beribadah ke tanah suci. Sebelum menjawab pertanyaan ini, simak fakta menarik berikut.

Keberadaan BTN ada setelah kemerdekaan Indonesia. Namun saat itu tidak terlepas dari peran Postpaarbank di Batavia pada masa Kolonial Belanda. Setelah belanda diusir sekutu Postpaarbank berubah menjadi Tyokin Kyoku. Setelah kemerdekaan, pada tanggal 9 Februari 1950 pemerintah menggantinya dengan nama Bank Tabungan Pos. Dan saat itulah ditetapkan tonggak kelahiran Bank Tabungan Negara (BTN). 

Melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 4 tahun 1963 Lembaran Negara Republik Indonesia No. 62 tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963 menetapkan nomonklatur Bank Tabungan Negara (BTN) yang sebelumnya bernama Bank Tabungan Pos (Sumber : www.btn.co.id).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun