Program Studi Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dasar melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM). Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 21 Juni 2025, bertempat di SDN IX Kota Baru, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi. Tema yang diusung adalah "Pendampingan Pengembangan Buku Ajar Cetak dalam Memfasilitasi Belajar Mendalam untuk Guru Sekolah Dasar", sebagai bentuk nyata kontribusi akademisi dalam menjawab tantangan pengembangan bahan ajar yang kontekstual dan sesuai dengan semangat Kurikulum Merdeka.
Di tengah upaya mewujudkan pendidikan abad ke-21, masih banyak guru di Indonesia yang mengalami kendala dalam menyusun bahan ajar yang mampu memfasilitasi pembelajaran yang bermakna, berorientasipada siswa, dan relevan dengan konteks lokal. Ketergantungan pada buku paket yang bersifat kaku dan kurang fleksibel masih menjadi tantangan tersendiri. Kurikulum Merdeka dengan gagasan terbarunya yaitu deep learning menuntut guru untuk mampu merancang pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful, namun tidak semua guru mendapatkan pelatihan atau pendampingan yang memadai untuk itu. Kondisi ini juga ditemukan di wilayah Bekasi, yang meskipun dekat dengan ibu kota, masih menghadapi berbagai hambatan dalam peningkatan kualitas pendidikan dasar.
Tim pengabdian dalam kegiatan ini terdiri dari lima orang, yang mencakup para dosen pelaksana dan pembimbing, yakni Prof. Dr. Eveline Siregar, M.Pd. selaku ketua tim sekaligus dosen pembimbing, Dr. Mita Septiani, M.Pd., dan Resti Utami, M.Pd., serta dua mahasiswa, Nur Azmi Afifah Diens, S.Pd., dan Shaffiyah Rashida Andinnari, S.Pd., yang turut berperan aktif dalam proses persiapan hingga pelaksanaan kegiatan.
Pendampingan ini melibatkan sebanyak 22 guru dari berbagai sekolah dasar di wilayah Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru dalam menyusun buku ajar cetak yang mampu memfasilitasi belajar mendalam (deep learning), bersifat kontekstual, serta sejalan dengan nilai-nilai utama dalam Kurikulum Merdeka.
Konsep deep learning yang digaungkan oleh Kemendikbudristek sejak tahun 2025 mendorong guru untuk menciptakan proses belajar yang menyentuh ranah olah pikir, olah rasa, olah hati, dan olah raga siswa secara utuh. Namun kenyataannya, banyak guru masih belum memahami cara mengintegrasikan konsep ini ke dalam pembelajaran sehari-hari, terutama dalam bentuk buku ajar yang digunakan di kelas. Oleh karena itu, pelatihan yang bersifat aplikatif dan berorientasi praktik sangat dibutuhkan.
Merespons kebutuhan tersebut, tim dari Teknologi Pendidikan UNJ merancang sesi pelatihan intensif yang mencakup pembekalan konsep belajar mendalam, struktur dan komponen buku ajar cetak, prinsip pengembangan, pemilihan konten dan visual, langkah-langkah pegembangan  buku ajar cetak, hingga praktik penyusunan buku ajar yang sesuai dengan prinsip mindful, meaningful, dan joyful. Para peserta sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan ini dari awal hingga akhir. Dalam pelatihan ini juga, para guru tidak hanya memperoleh pemahaman mengenai konsep saja, tetapi juga diarahkan secara aktif terlibat dalam menyusun buku ajar cetak yang memfasilitasi belajar mendalam untuk peserta didik.
Salah satu guru peserta, menyatakan bahwa kegiatan ini sangat membantunya dalam memahami cara menyusun buku ajar yang lebih kontekstual dan kreatif. "Biasanya saya hanya menggunakan buku paket, tidak terpikir membuat sendiri. Ternyata bisa dibuat lebih sederhana, dekat dengan keseharian murid, tapi tetap mengandung unsur berpikir kritis dan menyenangkan," ujarnya penuh semangat.Ia juga mengaku kini lebih memahami bagaimana mengimplementasikan konsep belajar mendalam (deep leanring) ke dalam struktur dan isi buku ajar yang digunakan di kelas. Lebih lanjut, beberapa peserta lainnya menyampaikan harapan agar kegiatan serupa dapat diselenggarakan secara rutin di Kota Bekasi. Mereka menilai pendampingan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan bahan ajar yang tidak hanya relevan secara materi, tetapi juga mampu menumbuhkan keterlibatan, pemahaman, dan refleksi mendalam dari siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Di akhir kegiatan, dilakukan evaluasi hasil belajar untuk mengukur sejauh mana pemahaman peserta terhadap materi pelatihan. Hasil evaluasi ini menjadi dasar dalam menilai efektivitas pendampingan serta memperkuat komitmen peserta dalam mengembangkan bahan ajar berbasis belajar mendalam. Lebih lanjut, peserta juga diberikan tugas untuk melanjutkan pengembangan buku ajar yang mengakomodasi prinsip belajar mendalam.