Penelitian yang terjadi akhir-akhir ini dalam penggunaan website ilegal menunjukkan hasil yang positif yaitu dengan ditemukannya presentasi penurunan sebesar 55% konsumen, angka ini merupakan angka penurunan yang signifikan dan merupakan tindakan yang positif  dalam mewujudkan kekreativitasan pemuda Indonesia khususnya Malang ini untuk mampu berinovasi dan berkreasi dalam mewujudkan teknologi informasi dalam media massa yang sehat dan jauh lebih maju dengan menghindari tindakan-tindakan kriminal.Â
Penurunan angka ini juga didukung oleh analisi data oleh lalu lintas Indonesia yaitu Koalisi Anti-Pembajakan atau yang kita kenal dengan (CAP) AVIA. Bisa kita ambil kesimpulan untuk saat ini dan semoga hingga masa depan nanti Indonesia menjadi kawasan yang memiliki tingkat penggunaan website bajakan terendah dibandingkan dengan negara – negara tetangga kita Hongkong, Singapura, Thailand, Malaysia, dan lain-lain.
Dalam hal ini, pemerintah kota Malang mulai berinovasi dan memberikan jalan keluar supaya website media massa resmi kian banyak peminat, misal yang telah dilakukan saat ini dengan terbukanya layanan informasi perfilman di Kota Malang dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan di masa pandemi saat ini yaitu dengan penerapan social distancing antar pengunjung.Â
Hal ini menjadi respon positif bagi para pengunjung atau konsumen untuk terus membantu pemerintah daerah dalam meningktkan pelayanan publik di Kota Malang, seperti yang telah saya lakukan dalam mewawancarai salah satu pengunjung bioskop, sebut saja rani namanya ia menceritakan bahwa sebelumnya dia merupakan penggemar setia website illegal karena lebih murah dan tidak harus mengeluarkan sepeser apapun untuk menikmati informasi didalmnya.Â
Dan hal ini ia lakukan karena penerapan kebijakan lockdown yang memaksanya tidak bisa menikmati kembali layanan bioskop. Namun saat ini ia sangat bahagia karena bisokop di Kota Malang telah diberlakukan lagi walaupun tetap dengan protokol kesehatan yang ada.