Mohon tunggu...
Naja Azizah
Naja Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesulitan Belajar pada Siswa Broken Home

25 Februari 2024   12:14 Diperbarui: 25 Februari 2024   12:17 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peserta didik bisa dikatakan sebagai broken home pada dasarnya sehat secara fisik tapi tidak dengan psikis nya. Broken home adalah situasi cenderung mengarah pada masalah yang mengakar dan mengkontaminasi kehidupan dalam keluarga. 

Hal itu dapat mempengaruhi psikologis peserta didik, dimana peserta didik akan merasakan sebuah tekanan dan guncangan yang hebat dalam diri peserta didik, khususnya permasalahan keluarga yang sampai menimbulkan perpecahan atau perceraian, bahkan sampai kematian anggota keluarga. 

Maka dari itu peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya dikarenakan adanya permasalahan yang bersifat intern. Disisi lain persoalan dalam keluarga kerap dianggap sebagai bentuk kegagalan dalam memanage sebuah perencanaan dalam hidup, sehingga timbul gejolak yang berujung perpecahan. 

Jenis-jenis kesulitan belajar yang kerap menghinggapi peserta didik yang berlatar broken home.

1. Kurangnya konsentrasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Sering berulah, nakal, suka membuat ribut dalam proses pembelajaran.

3. Jatuhnya presentasi secara signifikan.

4. Labilnya kondisi emosional peserta didik dalam kegiatan pembelajaran maupun dalam keseharian.

5. Hilangnya mood yang memacu diri untuk belajar.

6. Adanya kencenderungan berperilaku menyendiri dan tertutup terhadap orang lain, baik itu orang tua, guru, ataupun sesama siswa.

Dari pemaparan di atas terlihat bahwasanya, pada kasus siswa broken home kesulitan belajar bukan didasari oleh sisi kemampuan intelektualnya melainkan pengaruh lingkungan keluarga (ekstern) dan pada akhirnya berdampak pada penurunan prestasi akademik, perilaku, emosional dan secara otomatis akhirnya mengkontaminasi diri seorang peserta didik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun