Mohon tunggu...
Nailir Rahmah
Nailir Rahmah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Menstimulus Kecerdasan Kinestetik Anak

14 Desember 2017   07:26 Diperbarui: 14 Desember 2017   08:39 3811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://remaxcmncommitteeyyc.com

Gardner menyatakan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan untuk menyelesaikan masalah, menciptakan produk yang berharga dalam satu atau beberapa lingkungan budaya masyarakat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang lain. 

Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan dengan organ yang lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive control) dan hampir aktivitas manusia.

Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan untuk menggabungkan antara fisik dan pikiran sehingga menghasilkan gerakan yang sempurna. Jika gerak sempurna yang bersumber dari gabungan antara fikiran dan fisik tersebut berlatih dengan baik (cerdas), maka apapun yang dipekerjakan orang tersebut akan berhasil dengan baik, bahkan sempurna. 

Misanya, seorang dokter bedah yang mempunyai kecerdasan kinestetik baik akan melakukan pembedahan (operasi) dengan sangat terampil, tepat sasaran, tepat waktu dan cekatan dalam melakukan tugas pembedahannya. Hasilnya pun rapi , memuaskan , dan sempurna.

Orang yang mempunyai kecerdasan kinestetik tidak hanya mampu melakukan kegiatan-kegiatan fisik saja, melainkan juga mampu menyelesaikan kegiatan intelektual secara akurat. Sekadar contoh, seorang fisikawan akan melakukan praktik di laboratorium dengan hasil yang akurat karena didukung oleh keterampilan tangannya dalam melakukan praktikum tersebut. 

Demikian pula dengan seorang dokter yang melakukan operasi bedah. Ia mampu bekerja mengoordinasikan pikiran dan tangan secara baik sehingga operasi dapat berjalan lancar, cepat, dan aman.

Keterampilan mengoordinasikan pikiran dan organ tubuh dalam bentuk berbagai gerakan tersebut mampu memperkuat rasa kepercayaan diri pada anak-anak sehingga tertanam dalam hati mereka bahwa dirinya sanggup melakukan pekerjaan apapun dengan hasil yang terbaik. Perasaan demikian akan mendorong anak melakukan berbagai aktivitas pembelajaran dengan penuh semangat dan rasa senang. Bahkan, tidak segan-segan ia bisa mempunyai optimisme keberhasilan terhadap segala bentuk usaha yang dilakukan.

Dalam hal ini, Deborah Stipek mengemukakan sebuah penemuan yang mengejutkan. Ia menulis-hingga usia enam atau tujuh tahun- anak-anak menaruh harapan yang tinggi untuk berhasil, meskipun kinerja pada usaha-usaha yang dilakukannya hampir selalu buruk.

Jika kepercayaan diri mereka telah dibuktikan sendiri melalui keberhasilan demi keberhasilan yang terbaik, daya optimisme dalam meraih keberhasilan semakin menguat. Daya optimisme inilah yang sekarang ini dikenal dengan sebutan kecerdasan emosional (EQ). 

Dengan demikian, kecerdasan kinestetik merupakan embrio bagi berkembangnya kecerdasan emosional anak. Oleh karena itu, kecerdasan kinestetik juga bisa disebut sebagai kemampuan untuk menggabungkan antara kinerja pikiran dan kinerja fisik untuk meraih tujuan yang diharapkan.

Kecerdasan kinestetik merupakan kemampuan menggunakan selruh organ tubuh dalam mengekspresikan ide, gagasan, perasaan, komponen inti dari kecerdasan ini adalah kepekaan mengontrol gerak tubuh dan keahlian dalam mengelola objek, respons, dan refleks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun