Tulisan ini mengangkat masalah penting tentang bullying yang terus terjadi di sekolah, yang berdampak serius pada kesehatan mental dan kinerja akademis korban. Tindakan bullying, yang termasuk kekerasan fisik, verbal, sosial, dan cyberbullying, menunjukkan bahwa hanya mengandalkan tindakan disipliner tidak memadai. Dengan demikian, penelitian ini menekankan perlunya pendekatan pencegahan yang lebih dalam, yaitu melalui Pendidikan Karakter. Tujuan utama dari tulisan ini adalah untuk mendalami bagaimana penerapan nilai-nilai karakter, seperti empati, toleransi, dan tanggung jawab, dapat menjadi pertahanan paling ampuh dalam mencegah serta menangani perilaku agresif dan bullying di kalangan siswa.
Menurut teori, bullying dipahami sebagai tindakan agresi yang terjadi berulang kali dengan adanya ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban. Dalam hal pencegahannya, Pendidikan Karakter dianggap sebagai usaha yang terorganisir untuk menanamkan nilai-nilai moral. Nilai-nilai ini, sebagaimana diungkapkan oleh banyak pakar pendidikan, berperan sebagai pengendali yang ada di dalam diri siswa. Contohnya, dengan menanamkan empati, siswa diajari untuk memahami kesedihan orang lain, sehingga mereka terhindar dari pelaku bullying. Selain itu, penguatan nilai toleransi membantu siswa untuk menghargai perbedaan di antara teman, yang dapat menghilangkan alasan utama dari banyak kasus bullying. Tinjauan pustaka ini menjadi dasar bahwa penanganan bullying tidak hanya soal hukuman, melainkan juga tentang pembentukan moral secara menyeluruh.
Dengan fokus pada analisis peran teoretis dan konseptual, KTI ini menerapkan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Data utama diperoleh melalui penelitian mendalam kepada berbagai sumber, termasuk jurnal ilmiah, buku pendidikan, dan laporan penelitian tentang bullying serta penerapan Pendidikan Karakter. Data yang diambil kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis isi untuk menemukan hubungan antara karakter (empati, toleransi) dengan perilaku sosial (pencegahan bullying), serta mengembangkan kerangka konseptual yang kokoh terkait peran Pendidikan Karakter sebagai solusi yang mendasar.
Pembahasan mengungkapkan bahwa Pendidikan Karakter memiliki peran penting dalam mengurangi kasus bullying. Implementasi yang efisien memerlukan strategi yang menyeluruh yang melibatkan seluruh komunitas sekolah. Pertama, keteladanan dari guru dan staf menjadi hal utama, di mana mereka harus secara konsisten menunjukkan perilaku saling menghormati dan empatik. Kedua, penyatuan nilai-nilai dalam semua mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler akan membuat nilai tersebut menjadi bagian alami dalam kehidupan siswa. Misalnya, nilai tanggung jawab dijalankan dengan melatih siswa untuk berani melaporkan atau menghentikan tindakan bullying (menjadi upstander). Hasil analisis menunjukkan bahwa lingkungan sekolah yang didukung oleh budaya karakter yang kuat cenderung menolak dan mengurangi peluang bagi perilaku bullying.
Sebagai ringkasan, tulisan ini menekankan bahwa Pendidikan Karakter memiliki peranan yang sangat penting dan tidak bisa digantikan dalam menangani perilaku bullying. Implementasi nilai-nilai dasar seperti empati dan toleransi mampu menciptakan benteng moral bagi siswa, mengubah cara berpikir dari kemungkinan pelaku menjadi individu yang bertanggung jawab dan mendukung teman-teman sebayanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI