Mohon tunggu...
naila umdatul hikmah
naila umdatul hikmah Mohon Tunggu... mahasiswa

hobi nyanyi,makan,ngevlog,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

perkembangan pemikiran qadariyah dari masa nabi sampai masa modern

16 Oktober 2025   22:53 Diperbarui: 16 Oktober 2025   22:53 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

   Menurut Ahamd Amin dalam kitabnya Fajrul Islam, menyebutkan beberapa Doktrin ajaran aliran qadariyah, sebagai berikut:

  •  Mengingkari Ilmu Allah terhadap perbuatan manusia, mereka penganut aliran ini meyakini bahwa Allah tidak mengetahui dan tidak menentukan kejadian sebelum itu terjadi, artinya segala kejadian dimuka bumi ini diketahui Allah setelah itu terjadi. Maka mereka meyakini tidak adanya takdir karena semua kejadian baru ada saat terjadi.
  • Manusia atau Hamba itu sendiri yang memiliki kuasa atas kemauan dan kebebasan dalam melakukan perbuatan, Allah juga tidak menciptakan perbuatan baik ataupun buruk manusia, karena jika Allah menentukan perbuatan buruk manusia maka Allah dianggap dzalim karena menghukum manusia yang melakukan apa yang sudah ditentukan, jika Allah menetapkan kebaikan pada diri seseorang maka Allah tidak adil karena hanya memberi balasan nikmat untuk orang tertentu saja. Manusia dengan akalnya sudah mampu membedakan baik dan buruk maka penciptaan manusia itu sendiri disertai dengan kehendak dan daya manusia. Maka penganut firqah ini meyakini akan dibalas sesuai dengan kebebasan berkehendaknya manusia itu sendiri.
  • Orang yang melakukan dosa besar tidak termasuk kafir, namun juga tidak tergolong mukmin, maka orang yang berdosa besar tergolong fasik, dan tempatnya orang fasik adalah kekal di neraka. Karena Iman manusia tidak dipengaruhi amalan nya.
  • Hanya meyakini satu sifat wajib Allah yaitu Allah Maha Esa, mereka penganut aliran ini tidak menerima pemahaman mengenai sifat-sifat wajib Allah yang lain seperti 'Ilm, Basyar, Sami' dll.
  • Pandangan qadariyah terhadap pemikiran muslim modern

Qadariyah  yang  menekankan  kebebasan  manusia  memiliki  dampakyang  lebih progresif  dalam  mendorong  inovasi  dan  tanggung  jawab  individu.  Dalam  bidang  pendidikan, misalnya,  pandangan  ini  mendorong  penerapan  metode  pembelajaran  yang  lebih  interaktif  dan berbasis  pemecahan  masalah.  Rahman  (2019)  menunjukkan  bahwa  pendekatan  pendidikan berbasis  Qadariyah  dapat  meningkatkan  kreativitas  siswa  dan  membantu  mereka  menjadi  agen perubahan di masyarakat. Dalam  politik,   Qadariyah   mendorong   partisipasi   aktif   masyarakat   dalam   proses pengambilan keputusan. Gerakan reformasi politik yang berbasis pada nilai-nilai demokrasi sering kali  dipengaruhi  oleh  pandangan  ini,  karena  menekankan  pentingnya  usaha  manusia  dalam menciptakan keadilan sosial. Sebagai contoh, Abou El Fadl (2022) mencatat bahwa banyak aktivis Muslim modern yang menggunakan pandangan Qadariyah sebagai dasar teologis untuk menuntut hak-hak asasi manusia. Beberapa ulama modern mencoba mengintregasikan elemen-elemen positif dari pandangan ini untuk menciptakan keseimbangan takdir dan usaha manusia. pandangan  ini  masih  sering  muncul, terutama dalam isu-isu sensitif seperti hukum syariah, gender, dan hak-hak minoritas. Pandangan.

 Qadariyah sering digunakan untuk mendorong   reinterpretasi   hukum   syariah   untuk menyesuaikan dengan nilai-nilai keadilan modern. Dalam  menghadapi  tantangan  global  seperti  perubahan  iklim,  ketimpangan  ekonomi,  dan konflik  geopolitik,  Qadariyah   mendorong   manusia   untuk   mengambil   peran   aktif   dalam menghadapi  tantangan  tersebut.  Misalnya,  dalam  isu  perubahan  iklim,  pandangan  Qadariyah memberikan  dorongan  teologis  bagi  Muslim  untuk  terlibat  dalam  upaya  pelestarian  lingkungan, karena  mereka  dianggap  bertanggung  jawab  atas  bumi  sebagai  khalifah  Tuhan. kebebasan  berpikir  (Qadariyah)  dapat  meningkatkan  kreativitas dan   inovasi.   Studi   Rahman   (2019)   menunjukkan   bahwa   pendekatan   pendidikan   yang menggabungkan  elemen-elemen  ini  memiliki  potensi  besar  untuk  menciptakan  generasi  Muslim yang unggul di era globalisasi. Di bidang sains, pandangan Qadariyah memberikan landasan teologis untuk mengeksplorasi dan  memahami  ciptaan  Tuhan  melalui  metode  ilmiah.

  • Dinamika sejarah qadariyah dalam pemikiran islam

Untuk memahami pengaruh qadariyah dalam konteks modern, penting untuk meninjau perjalanan histori pemikiran qadariyah ini. Qadariyah muncul sebagai reaksi terhadap pandangan deterministik Jabariyah. Para pemikir Qadariyah menekankan bahwa manusia diberi kebebasan oleh Tuhan untuk memilih dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Pemikiran ini berkembang di kalangan intelektual yang menginginkan peran lebih besar bagi manusia dalam membentuk nasib mereka sendiri, baik secara individu maupun kolektif. Dalam sejarahnya, Qadariyah sering dikaitkan dengan gerakan-gerakan yang memperjuangkan keadilan sosial dan kebebasan politik

Sejarah  ini  menunjukkan  bahwa  sedangkan  Qadariyah  mendorong  partisipasi  aktif masyarakat  dalam  perubahan  sosial. Qadariyah menawarkan perspektif yang lebih dinamis terhadap hukum Islam. Dengan menekankan kebebasan manusia,  Qadariyah  mendukung  upaya  reinterpretasi  hukum  untuk  menjawab  tantangan  zaman. Misalnya, dalam isu-isu seperti hak perempuan, keadilan ekonomi, dan perlindungan lingkungan, pandangan  Qadariyah  memberikan  ruang  bagi  pendekatan  yang  lebih  progresif.  Abou  El  Fadl (2022) menekankan bahwa kebebasan manusia yang diajarkan Qadariyah dapat menjadi landasan bagi pengembangan hukum Islam yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat modern.

Qadariyah  mengajarkan  bahwa  manusia  bertanggung  jawab  atas  pilihan dan  tindakan  mereka.  Pandangan  ini  mendorong  sikap  proaktif  dalam  memperbaiki  diri  dan lingkungan.  Dalam  konteks  etika,  pandangan  Qadariyah  mendukung  prinsip  bahwa  manusia memiliki kewajiban untuk berbuat baik dan menghindari kejahatan, karena mereka akan dimintai pertanggungjawaban  atas  setiap  perbuatannya  di  hadapan  Tuhan.  Hal  ini  sesuai  dengan  konsep Islam  tentang hisab(pertanggungjawaban)  yang  menjadi  inti  dari  ajaran  moral. pendidikan yang terinspirasi oleh Qadariyah menekankan kebebasan berpikir dan tanggung jawab individu. Siswa diajarkan untuk mengeksplorasi ide-ide baru, mempertanyakan status quo, dan mencari solusi untuk masalah yang dihadapi  masyarakat.

 Pendekatan  ini  sejalan  dengan  kebutuhan  era  modern,  di  mana  kreativitas dan  kemampuan  berpikir  kritis  menjadi  keterampilan  yang  sangat  penting.  Rahman  (2019) mencatat   bahwa   integrasi   antara   nilai-nilai   Qadariyah   dan   tradisi   pendidikan   Islam   dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih seimbang dan relevan. Meskipun  memiliki  potensi  besar,  penerapan  pandangan qadariyah dalam konteks  modern  menghadapi  berbagai  tantangan.  Salah  satu  tantangan  terbesar  adalah  resistensi terhadap perubahan, terutama dari kelompok-kelompok yang merasa bahwa nilai-nilai tradisional harus  dipertahankan  tanpa  kompromi. Qadariyah  menghadapi  tantangan  dalam  meyakinkan  masyarakat  bahwa kebebasan  manusia  tidak  bertentangan  dengan  kehendak  Tuhan.  Banyak  kelompok  konservatif yang menganggap pandangan Qadariyah terlalu liberal dan berpotensi merusak nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, diperlukan dialog yang konstruktif antara berbagai kelompok untuk mencari titik temu dan membangun pemahaman yang lebih inklusif.

sementara kebebasan manusia yang diajarkan Qadariyah dapat memberikan dorongan untuk bertindak secara proaktif.Pendekatan  ini  dapat  diterapkan  dalam  berbagai  bidang,  seperti  pendidikan,  politik,  dan ekonomi.  Dalam  pendidikan,  misalnya,  siswa  dapat  diajarkan  untuk  menghormati  nilai-nilai spiritual   sambil   mengembangkan   kemampuan   berpikir   kritis   dan   inovatif.   Dalam   politik, pandangan  ini  dapat  mendorong  partisipasi  aktif  masyarakat  sambil  tetap  menghormati  prinsip-prinsip keadilan dan keseimbangan.

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun