Mohon tunggu...
naila umdatul hikmah
naila umdatul hikmah Mohon Tunggu... mahasiswa

hobi nyanyi,makan,ngevlog,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

perkembangan pemikiran qadariyah dari masa nabi sampai masa modern

16 Oktober 2025   22:53 Diperbarui: 16 Oktober 2025   22:53 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

ABSTRAK

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis latar belakang dan pemikiran aliran al-Qadariyah dengan menggunakan metode analisis deskriptif terhadap sejumlah literatur pustaka dari hasil penelitian ini terdapat aliran yang telah mewarnai sejarah pemikiran islam yang berkaitan dengan kehendak manusia. Demikian terdapat aliran qadariyah yang memiliki prinsip free wil atau free act yang menyatakan bahwa manusia memiliki kebebasan dan bertindak atas dirinya sendiri artinya segala perbuatannya tidak ditetapkan oleh Tuhan melainkan pada kehendak manusia. Artikel ini juga akan membahas sejarah aliran qadariyah mulai zaman rasulullah SAW sampai era moderen ini. Pembahasan mengenai Qadariyah  ini sangatlah penting mengingat Qadariyah d ini dianggap sebagai suatu paham mengenai satu masalah bukan sebagai aliran dengan berbagai tema bahasan dan metode pembahasan terntentu. Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui makna, latar belakang dan pokok-pokok ajaran dan qadariyah.  Penelitian  ini  adalah  penelitian  kajian  pustaka.  Hasil  dari  penelitian  ini membahas  Qadariyah adalah kelompok yang menolak qadar (ketetapan tuhan) yakni kelompok yang tidak percaya adanya ketetapan tuhan terhadap  segala  urusan/perkara. munculnya  qadariyah  dilatar  belakangi  sebagai  isyarat  menentang kebijaksanaan politik Bani Umayyah.

  • PENDAHULUAN

Pada zaman nabi muhammad SAW.masih hidup pembahasan tentang kekuasaan allah SWT. dan akal serta keadilan Tuhan masih sangat jarang dibahas para sahabat dimasa itu menerima sepenuhnya semua yang diajarkan oleh beliau tanpa mempertanyakannya.jika terdapat perbedaan pandangan atau pemahaman dikalangan para sahabat mereka langsung berkonsultasi kepada nabi muhammad dan mereka merasa puas dengan jawaban beliau

Akan tetapi setelah rasulullah wafat semua itu berubah. Kaum muslimin tidak lagi memiliki sosok yang menjadi titik temu dan penyejuk dari permasalahan yang ada di tengah-tengah mereka.dari sinilah muncul pertanyaan sampai dimanakah manusia sebagai ciptaan allah akan bergantng pada kehendak dan kekuasaan mutlaknya dalam menentukan perjalanan hijupnya? Ataukah manusia terikat seluruhnya pada kehendak dan kekuasaan nya?

Dari pertanyaan-pertanyaan itulah muncul beberapa paham atau aliran (firqah) yang salah satunya dikenal dengan aliran qadariyah yang muncul pada periode awal islam.qadariyah adalah aliran yang menganut faham bahwa manusia mempunyai kemampuan memilih melakukan sesuatu tanpa adanya campur tangan Tuhan. Dengan demikian qadariah meyakini bahwa setiap individu memiliki kemerdekaan dalam memutuskan kehendak dan perbuataanya sendiri. Kehendak mereka sendirilah yang menghendaki dan menentukan dan memilih menjadi kafir atau mukmin. Karena itulah manusia harus bertanggung jawab atas perbuatanya sendiri

  • Pembahasan 
  • Qadariyah 

Qadariah berasal dari kata qadra maknanya ialah kekuatan atau kemampuan dalam arti lain yaitu memutuskan. Menurut terminologi qadariyah adalah paham aliran yang memnganggap bahwa segala perbuatan manusia berdasarkan kehendaknya. Aliran atau firqah yang menganut pemikiran ini berpendapat bahwa manusia berkuasa untuk mewujudkan perbuatan baik atau menjauhi perbuatan buruk atas kemampuan dan kemauanya sehingga paham ini menolak anggapan bahwa manusia berbuat dan menjalani kehdupan hanya mengikuti takidr dan nasib manusia yang sudah ditentukan oleh allah SWT. semenjak zaman azali.

  • Pokok-pokok pemikiran qadariyah
  •  Manusia bebas menentukan perbuatanya
  • Manusia mempunyai kekuatan dan kehendak menentukan perbuatanya.
  • Keadilan Tuhan (al-adl)
  • Jika Tuhan memaksa manusia berbua dosa lalu menghukumya itu dianggap tidak adil,maka menurut qadariyah Tuhan adil karena memberi manusia kebebasan memilih.
  • Takdir bukan paksaan mutlak
  • Takdir dipahami sebagai pengetahuan allah tentang apa yang akan terjadi bukan paksaan dari allah terhadap manusia
  • Pertanggung jawaban moral
  • Karena manusia bebas maka manusia bertanggung jawab atas perbuatan nya di hadapan allah SWT.
  • Sejarah perkembangan qadariah 

 Qadariah merupakan salah satu idiologi namun tergolong bid'ah dan sesat atau bathil dalam aqidah islam. Paham ini muncul pada pertengahan abad pertama hijriah tepatnya  70H/689M di basrah, irak. Dipelopori oleh ma'bad al juhani dan muridnya gahilan ad dimasyaqi ketika masa pemerintahan khalifah abdul malik ibn marwah (685-705M).

Ma'bad menggunakan pemikiran qadariyah ini awal mula muncul dari seseorang penduduk irak yang bernama susan beragama nasrani lalu masuk islam dan kembali lagi ke agama semula. Pemikiran qadariyah ini diterima dengan tangan terbuka oleh sebagian besar irak juga karena mempercayai sang pelopor yang terkenal sebagai ulama terkemuka itu.

 Pada akhirnya khalifah Abdul Malik Bin Marwan menangkp Ma'bad dan pengikutnya untuk dijatuhi hukuman, termasuk Ma'bad Al-Juhani dihukum mati di Damaskus (80 H/690 M). Paham Qadariyah dilanjutkan oleh muridnya yaitu Ghailan Ad-Dimasyqi, salah seorang penduduk Damaskus, yang sudah diperingatkan oleh Khalifah Umar Bin Abdul Aziz (682-720 M), maka paham ini berangsur surut dengan wafatnya Ma'bad al-Juhani dan peringatan dari Khalifah. Namun lambat laun ketika khalifah Umar Bin Abdul Aziz wafat, Ghailan kembali meneruskan paham qadariyah ini kepada penduduk Damaskus, sehingga beliau ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh khalifah yang memimpin ketika itu yaitu Hisyam Bin Abdul Malik (724-743 M).

  • Doktrin ajaran qadariyah 

 Firqah Qadariyah memiliki pemikiran bahwa manusia memiliki kekuasaan, kemampuan, kekuatan untuk melakukan perbuatan sesuai kehendaknya, dimana pemikiran ini muncul dengan sumber landasan Q.S Al-Kahfi ayat 29, Q.S Yunus ayat 108, Q.S Al-Insan ayat 3-4, Q.S Ar-Rad ayat 11.

 " Dan katakanlah, kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka barang siapa yang ingin beriman biarlah ia beriman, barang siapa yang ingin kafir biarlah ia kafir". Sesungguhnya kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang bergejolak mengepung mereka. Dan jika mereka minta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun