Mohon tunggu...
Naila alyssa
Naila alyssa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ilmu Dakwah

6 Mei 2024   16:39 Diperbarui: 6 Mei 2024   17:13 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendekatan Dakwah Dalam Al-Qur'an
Oleh: Syamsul Yakin & Naila Alyssa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pendekatan adalah suatu sudut pandang atau cara memandang sesuatu. Pendekatan dakwah merupakan cara pandang yang menggunakan dakwah sebagai sarana pandang. Setidaknya ada dua pendekatan dalam dakwah, yaitu sosial dan budaya.

Dalam perspektif Dakwah, pendekatan sosial adalah berdakwah, memperhatikan komunikasi dan partisipasi dalam masyarakat, memahami realitas sosial berbagai suku, bangsa, bahasa dan kelas sosial. Dari sudut pandang Dakwah, pendekatan budaya adalah berdakwah, memperhatikan norma, nilai, dan keyakinan. Perbedaan gaya, nilai dan kepercayaan masyarakat memerlukan strategi dan metode dakwah yang berbeda pula.

Pendekatan Al-Qur'an terhadap dakwah sosial budaya terlihat jelas pada ayat:
"Hai manusia, Kami ciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan dan jadikan kamu berbangsa-bangsa dan suku - suku agar kamu mengetahui Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu adalah orang yang paling bertakwa di hadapan Allah” (QS. al-Hujurat/49:13).

Seperti halnya Al-Qur'an, realitas sosial dan budaya menunjukkan bahwa manusia terdiri dari laki-laki dan perempuan keturunan Adam dan Hawa. Manusia juga merupakan bangsa dan suku. Bangsa merupakan silsilah tertinggi dari penulis Tafsir Jalalain. Ketika status suku berada di bawah bangsa. Dalam bahasa Arab, suku disebut suku.

Untuk mempersatukan koleksi sosial berbagai ras dan suku, Nabi mengajarkan: “Pelajari silsilahmu untuk mempererat tali kekeluargaan. “Sesungguhnya persahabatan mendatangkan rasa cinta dalam keluarga, menambah harta dan memperpanjang umur” 

(HR. Turmudzi). Hadits ini juga terdapat dalam Tafsir Ibnu Katsir.


Tujuan menciptakan orang yang berbeda adalah untuk mengenal atau memahami satu sama lain. Dalam konteks ini, dakwah memegang peranan penting dalam membentuk umat dari ta’aruf menjadi tafahum (saling pengertian), tadhmun (kekompakan), hingga takaful (kesediaan saling memikul beban bersama). Inilah hasil dari pendekatan dakwah.

Tujuan tertinggi pendekatan dakwah adalah mengantarkan umat manusia bertakwa kepada Allah. “Sesungguhnya orang yang paling terhormat di antara kamu di hadapan Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kamu” (QS. al-Hujurat/49:13). Jadi tidak ada pendaratan dan lokasi. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat penampilan dan hartamu, tetapi Dia melihat hati dan amalmu” (HR. Muslim).


Mengenai hal ini Allah memerintahkan: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang menciptakan kamu dari satu laki-laki, dan dari dialah Allah menciptakan isterinya. Kemudian Allah meninggikan dari keduanya banyak laki-laki dan perempuan” 

(QS. al- Nisaa /4:1). Dalam pengamalannya, Allah mengajarkan jalan ketakwaan, yaitu, “Dan bertakwa kepada Allah, yang atas nama-Nya kamu saling meminta dan (menjaga) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah senantiasa menjaga kamu” (QS. al-Nisaa/ 4:1 ).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun