Mohon tunggu...
Naila alyssa
Naila alyssa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan psikologi menunjang ilmu dakwah

29 April 2024   16:33 Diperbarui: 29 April 2024   16:54 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Syamsul Yakin dan Naila alyssa
Dosen dan mahasiswa Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam

Psikologi dakwah merupakan ilmu penunjang kegiatan dakwah. Mungkin pengguna ilmu ini adalah penginjil psikologi atau psikolog yang suka berdakwah. Khatib psikolog adalah seseorang yang ahli dalam bidang agama Islam seperti aqidah, ibadah, dan etika, kemudian berdakwah dengan menggunakan pekerjaan psikolog.  

Misalnya, da`i berusaha menemukan, menganalisis penyebab, dan mencari solusi terhadap permasalahan dakwah yang dihadapi seseorang.

Sedangkan psikolog yang suka berdakwah adalah  psikolog yang menangani keluhan-keluhan pasien seperti rasa cemas  berlebih, depresi, trauma, suka mencelakakan diri sendiri dan orang lain, kecanduan terhadap suatu hal yaitu, sulit makan, sulit tidur, dan lain-lain. dengan tiga  ajaran dasar Islam, aqidah, ibadah dan moralitas.

Jadi, misionaris psikologi adalah misionaris yang  menggunakan ilmu  psikologi. Sedangkan psikolog yang gemar berdakwah adalah  psikolog yang membantu pasiennya dengan menggunakan ilmu agama Islam sebagai ilmu pelengkap.

Karena psikologi dakwah didasarkan pada kegiatan dakwah, maka tujuan psikologi dakwah adalah untuk memberikan wawasan tentang kemampuan dakwah atau mad untuk mengubah perilaku subjek sesuai dengan itu. dengan ajaran agama Islam.

Oleh karena itu, berkhotbah dari pendekatan psikologis memungkinkan Anda untuk mengikuti saya, bukan untuk merasa seperti saya mengikuti Anda, tetapi untuk merasa seperti saya melakukan apa yang saya inginkan. Di sinilah letak pentingnya seorang misionaris mempelajari psikologi. Lebih lanjut, objek dakwah dan objek psikologi adalah sama: manusia.

Oleh karena itu, psikologi misionaris dapat diartikan sebagai bidang keilmuan yang mempelajari gejala-gejala psikologis kehidupan manusia yang ikut serta dalam proses kegiatan misionaris.

Misalnya saja orang merasa tenang setelah melakukan amalan dzikir. Orang yang bersabar setelah berpuasa. Orang yang bersyukur setelah membayar zakat.  Ketenangan, kesabaran dan rasa syukur merupakan keadaan psikologis gila yang dapat dipertahankan dan ditingkatkan melalui kegiatan dakwah.
Secara sederhana hal ini dapat dipahami jika psikologi dakwah memperhatikan perilaku individu da`i dan mad`u dan mencoba menyimpulkan proses sadar yang menyebabkan  perilaku tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun