Oleh: Nahwan Pasangio
Dimalam kedua Ramadhan 1444 (23/3/2023)  penulis duduk berdua dengan Ustadz memberikan nesehat tentang naluri membangun desa. Diera kemoderenan ini yang penuh  kompetisi jiwa egois sering memanggil karena terdesak pada tuntutan hidup. Banyak orang yang mengabaikan  naluri membangun desa dengan memandang sebelah mata kondisi sosial yang terjadi. Setelah Perbincangan berdua berlangsung 1 jam  Pak RT  bergabung dalam perbincangan ini menyampaikan kondisi kerusakan lingkungan bekas tambang danau maut yang sudah menelan satu korban jiwa.Â
Diskusi malam ini mengasah kepekaan sosial dan naluri membangun desa. Pemuda yang memiliki jiwa membangun desa sangat diharapkan dengan segala Inisiatif dan inovasisinya. Pekerjaan Rumah (PR) kita masih banyak, banyak hal yang harus dibenahi untuk menyongsong masa depan yang lebih baik. Diskusi dengan senior membuka wawasan dan kepekaan Sosial.
Intisari Diskusi :
1.Perlunya menanamkan Jiwa Membangun Desa
2.Diskusi dengan Pemerhati Lingkungan
3.Semangat Gotong Royong
***
(Gospen, 24/3/2023)