Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Penulis, Pewarta, Pemerhati dan Aktivis Sosial

Penyuka Kopi Penikmat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Daya Beli Masyarakat Melemah: 7 Strategi UMKM Bertahan di Tengah Krisis

3 Juni 2025   13:10 Diperbarui: 3 Juni 2025   13:10 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aktivitas UMKM (Foto: moota.co)

Beberapa waktu terakhir, media sosial diramaikan keluhan para pelaku UMKM yang mengaku omzet mereka turun drastis. fenomena ini sudah menjadi sorotan nasional. Penurunan daya beli masyarakat disebut sebagai biang keladi utama dari lesunya sektor UMKM, terutama di bidang kuliner, fesyen, dan produk konsumtif lainnya.

Sebagai pelaku usaha kecil, saya sendiri merasakan dampaknya. Produk yang dulunya laris manis kini hanya terjual beberapa unit per hari. Konsumen lebih hati-hati membelanjakan uangnya, bahkan beberapa pelanggan tetap saya mengaku sedang menahan pengeluaran karena harga kebutuhan pokok melonjak.

7 Strategi UMKM  menghadapi Daya Beli Masyarakat yang Melemah

Diperlukan langkah adaptif dan strategi baru agar usaha tetap bertahan, bahkan bisa tumbuh kembali. Berikut adalah tujuh strategi  yang dapat diterapkan untuk menghadapi situasi daya beli yang sedang melemah:

1. Pahami Pola Konsumsi Konsumen di Masa Sulit

Langkah pertama yang harus dilakukan UMKM adalah memahami perilaku konsumen yang berubah. Saat kondisi ekonomi melemah, konsumen akan lebih selektif dalam berbelanja. Mereka lebih fokus pada kebutuhan pokok dan menunda pembelian barang sekunder.

Contohnya, jika Anda menjual makanan ringan, cobalah memposisikan produk sebagai "alternatif camilan hemat keluarga" dibandingkan camilan mahal dari merek besar. Gunakan bahasa pemasaran yang empatik, misalnya "harga ramah kantong di tengah masa sulit".

2. Tawarkan Paket Hemat dan Produk Mini

Saat masyarakat sedang mengencangkan ikat pinggang, paket hemat dan produk dalam ukuran kecil menjadi solusi. Saya sendiri mulai menjual produk dalam versi "mini pack" agar bisa menjangkau konsumen yang hanya memiliki anggaran terbatas.

Contohnya, jika biasanya menjual kue dalam kotak isi 10, cobalah juga menjual versi 3 atau 5 biji dengan harga terjangkau. Strategi ini terbukti meningkatkan volume transaksi meski margin per transaksi lebih kecil.

3. Optimalkan Media Sosial dan Promosi Digital

Di tengah persaingan yang ketat dan menurunnya daya beli, eksistensi di media sosial menjadi sangat penting. Platform seperti Instagram, TikTok, hingga Facebook menjadi etalase digital yang bisa menjangkau ribuan calon konsumen tanpa biaya besar.

Buat konten yang relevan dengan situasi terkini. Misalnya, kampanye "belanja hemat bareng UMKM lokal" atau testimoni pelanggan yang puas. Jangan lupa aktif di kolom komentar, balas DM pelanggan dengan cepat, dan buat kuis atau giveaway kecil-kecilan agar interaksi terus hidup.

4. Diversifikasi Produk dan Layanan

Saat satu jenis produk mulai sepi peminat, jangan ragu untuk menjajaki jenis produk baru yang lebih dibutuhkan pasar. Diversifikasi tidak harus berarti berpindah bidang usaha. Cukup dengan melakukan variasi dari produk yang sudah ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun