Mohon tunggu...
FOREST SPACE
FOREST SPACE Mohon Tunggu... Jurnalis - Writer |Forester |Ig.nagadragn |Fb.Dra gon |LinkedIn.Fitriyani sinaga
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ruang Hutani, Sosial Budaya, Pendidikan dan Literasi lingkungan Hidup. https://ruanghutani.blogspot.com/?m=1

Selanjutnya

Tutup

Nature

Jaga Hutan untuk Keberlangsungan Bumi

25 Maret 2019   15:25 Diperbarui: 26 Maret 2019   01:43 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc. pasca kebakaran kawasan hutan di kutai Barat 2015


Isu lingkungan telah telah menjadi agenda dan fokus hubungan internasional semenjak akhir abad ke-20. Pertanda rusaknya bumi dan tidak pedulinya manusia  pada alam lingkungannya. 

 Menjadi dasar gagasan Gaylord Nelson dan mengupakan isu lingkungan hidup masuk pada kurikulum Perguruan tinggi sejak 1969. Perjuangan itu tak hanya itu, 22 April 1970 terjadi aksi demonstrasi  besar-besaran dalam penyadaran. Perlunya menjaga lingkungan hidup dan pengecaman untuk perusak bumi.

Peristiwa tersebut manarik perhatian dunia sehingga lahirlah peringatan 22 April sebagai hari bumi sedunia.

Berbagai aktivitas manusia dibumi seperti pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabri modern serta pembangkit listrik.

Pertanian banyak menggunakan pestisida dan penggundulan hutan yang selama ini menghasilkan Gas Rumah Kaca di atmosfer.

Gas ini meneruskan cahaya matahari tetapi menangkap energi panas dari bumi, semakin tebal konsentrasinya, semakin banyak panas bumi yang tertahan di permukaan sehingga menigkatkan suhu yang mempengaruhi iklim di bumi.

BUMI mengalami kerusakan signifikan tiap detik, kenyataan bahwa setiap tahunnya tercatat 18 juta hektar hutan tropis menghilang.

Emisi GRK Australia menyumbang 3 juta ton metana tiap tahun setara dengan 216 juta ton CO2 dan pembangkit listrik tenaga batubara menyumbang 180 juta ton CO2 per tahunnya.

Hutan Indonesia  dengan luas saat ini sekitar 120 juta hektar yang merupakan hutan tropis terbesar ketiga  di dunia yang juga mempunyai lahan gambut, menjadi harapan dunia untuk memegang peranan penting dalam mengurangi emisi karbon.

Indonesia dalam Program REDD menghadiri KTT perubahan iklim di KOPENHAGEN melakukan penandatanganan surat kesepakatan (letter of intent atau LOl) pada 26 mei 2010 dengan pemerintah Norwegia dalam komitmen  menurunkan gas emisi 26% pada 2020.

Hal ini tentunya Indonesia sangat jelas tidak berkomitmen dalam menjaga lingkungan untuk Bumi dimana kondisinya memprihatinkan, Jumlah emisi yang dihasilkan lebih besar daripada fungsi hutan yang seharusnya sebag penyera emisi karbon.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun