Mohon tunggu...
Nafiah
Nafiah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya senang mempelajari mengenai pemetaan dan tentang isu-isu lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN UNHAS Petakan Daerah Rawan Lonsor dan Lakukan Aksi Mitigasinya di Desa Leppangeng

12 Oktober 2025   17:15 Diperbarui: 12 Oktober 2025   17:15 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerahan Peta Rawan Longsor kepada Kepala Desa dan Aksi Mitigasi Penanaman Bibit Pohon bersama warga desa (Sumber: KKN-T Desa Leppangeng)

Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan --- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Hasanuddin (Unhas) Gelombang 114 melaksanakan program inovatif bertajuk "Identifikasi Area Rawan Longsor serta Aksi Mitigasinya" di Desa Leppangeng, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidenreng Rappang. Program ini dipimpin oleh Jihan Nafiah Cantika Burhanuddin dari Fakultas Kehutanan Unhas.

Desa Leppangeng dikenal sebagai wilayah pegunungan di kaki Gunung Latimojong dengan tingkat kelerengan dan curah hujan yang tinggi, menjadikannya daerah dengan risiko bencana longsor cukup tinggi. Kondisi ini diperparah dengan berkurangnya tutupan vegetasi akibat pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan. Menyadari ancaman tersebut, tim KKN Unhas hadir dengan pendekatan ilmiah dan aksi nyata untuk membantu masyarakat setempat mengurangi risiko bencana.

Melalui pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan berbagai data spasial, mahasiswa melakukan pemetaan tingkat kerawanan longsor dengan mempertimbangkan faktor seperti jenis tanah, curah hujan, kelerengan, geologi, serta tutupan lahan. Hasil analisis tersebut menghasilkan peta kerawanan longsor yang akurat dan mudah dipahami, sehingga dapat digunakan sebagai acuan oleh pemerintah desa dan masyarakat dalam perencanaan pembangunan yang lebih aman.

Selain pemetaan, mahasiswa juga melaksanakan aksi mitigasi nyata dengan menanam 75 bibit pohon mahoni di tiga dusun yang teridentifikasi sebagai wilayah rawan dan sangat rawan longsor, yaitu Dusun Bolapetti, Dusun Leppangeng, dan Dusun Wala-Wala. Pohon mahoni dipilih karena memiliki sistem perakaran yang kuat, mampu memperkuat struktur tanah, serta memberikan manfaat ekologis jangka panjang.

Aksi Mitigasi Longsor Penanaman Bibit Pohon Mahoni (Sumber: KKN-T Desa Leppangeng)
Aksi Mitigasi Longsor Penanaman Bibit Pohon Mahoni (Sumber: KKN-T Desa Leppangeng)

Kegiatan ini mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat. Warga ikut berpartisipasi dalam kegiatan penanaman dan mulai memahami pentingnya vegetasi dalam mencegah longsor. "Melalui kegiatan ini, masyarakat tidak hanya mendapatkan peta kerawanan yang berguna untuk perencanaan desa, tetapi juga pengalaman nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan," ujar Jihan.

Program ini juga memperkuat kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat dalam upaya mitigasi bencana berbasis lingkungan. Pemerintah Desa Leppangeng menyampaikan apresiasi atas kontribusi mahasiswa Unhas yang dinilai memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya konservasi lahan.  

Meski menghadapi sejumlah kendala seperti akses jalan yang sulit, keterbatasan jaringan internet, dan kondisi geografis yang menantang, program ini berhasil mencapai tujuan utamanya. Peta kerawanan longsor kini dimanfaatkan oleh pemerintah desa sebagai acuan dalam perencanaan tata ruang dan pengambilan kebijakan pembangunan yang lebih tangguh terhadap bencana.

Foto Bersama Setelah Melakukan Aksi Mitigasi (Sumber: KKN-T Desa Leppangeng)
Foto Bersama Setelah Melakukan Aksi Mitigasi (Sumber: KKN-T Desa Leppangeng)

Sebagai bentuk keberlanjutan, Jihan dan tim merekomendasikan pembentukan kelompok kader lingkungan desa yang berperan menjaga bibit pohon, memantau area rawan longsor, serta meneruskan upaya konservasi lahan. Diharapkan, program ini menjadi inspirasi bagi desa lain di wilayah pegunungan untuk mengembangkan mitigasi berbasis vegetasi dan teknologi spasial demi lingkungan yang lebih aman dan lestari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun