Definisi dan Ruang Lingkup Filsafat Dakwah
Secara bahasa, filsafat berarti "cinta kebijaksanaan", sedangkan dakwah berarti "seruan atau ajakan menuju jalan Allah". Filsafat dakwah dapat dipahami sebagai kajian kritis dan mendalam tentang hakikat dakwah serta respon manusia terhadapnya.
Ruang lingkup filsafat dakwah meliputi:
*Ontologi: membahas hakikat dakwah, siapa subjek (da'i), objek (mad'u), isi pesan (Islam), serta lingkungan sosialnya.
*Epistemologi: membahas cara pengetahuan dakwah diperoleh, baik dari wahyu maupun akal.
*Aksiologi: membahas nilai, manfaat, dan tujuan dakwah bagi kehidupan manusia.
Dengan demikian, filsafat dakwah bukan hanya teori, tetapi juga memberi arah dan makna mendalam bagi aktivitas dakwah.
Konsep Dasar dan Struktur Keilmuan Dakwah
Konsep Dasar Filsafat Dakwah
Dasar utama filsafat dakwah adalah wahyu (Al-Qur'an dan Hadis). Keduanya menjadi pedoman dalam menyampaikan dakwah dengan hikmah, pelajaran yang baik, dan cara yang santun (QS. An-Nahl: 125). Selain itu, filsafat dakwah juga berdiri di atas kebudayaan, karena akal dan karya manusia berperan dalam mengembangkan metode dakwah.
Prinsip filsafat dakwah terdiri dari:
1.Ontologi: membahas hakikat dakwah dan objek kajiannya.
2.Epistemologi: membahas cara memperoleh pengetahuan dakwah, baik melalui pengalaman maupun kajian ilmiah.
3.Aksiologi: menilai manfaat dan fungsi dakwah bagi kehidupan manusia.
Struktur Keilmuan Dakwah
Ilmu dakwah memiliki bangunan keilmuan yang sistematis, terdiri dari:
1.Ilmu Dasar Teoritis -- meliputi dasar-dasar metodologi, psikologi dakwah, bimbingan, penyuluhan, hingga manajemen dakwah.
2.Ilmu Terapan (Teknologi Dakwah) -- mencakup empat bidang:
*Tabligh: komunikasi dan penyiaran Islam.
*Irsyad: bimbingan dan penyuluhan Islam.
*Tadbir: manajemen organisasi dakwah.
*Tathwir: pengembangan masyarakat Islam.
Dengan struktur ini, dakwah dapat dijalankan secara profesional dan efektif sesuai kebutuhan zaman.